jpnn.com - JAKARTA - Calon tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Polisi Sutarman, dicecar oleh puluhan anggota Komisi III DPR dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Gedung DPR, Kamis (17/10), saat sesi tanya jawab.
Susaningtyas Kertopati dari Fraksi Hanura pada kesempatan itu menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada Sutarman, salah satunya untuk menuntaskan kasus terorisme yang ada belakangan ini.
BACA JUGA: 25 Kasus Mangkrak di Bareskrim, Ini Alasan Sutarman
"Kita miris dengan terorisme sekarang ini yang bukan soal ideologis tapi dendam terhadap polisi. Apa yang akan ditangani untuk mengetahui embrionya dan bagaimana penangannya? Bagaimana supaya tidak melanggar HAM," kata Susan.
Politikus perempuan itu juga menanyakan bagaimana Sutarman menjaga kerjasama antara TNI dan Polri. Sebab, kerjasama ini penting untuk menjaga NKRI. Apalagi Sutarman sempat melontarkan ucapan bahwa kemananan dalam negeri tentu tidak jauh dengan pertahanan negara.
BACA JUGA: Polisi tak Persoalkan Bantahan Kubu Gatot
Terkait penempatan anggota Polri yang selama ini diduga bukan karena kemampuannya tapi karena kesukaan dan ketidaksukaan pimpinan, Susan menanyakan masalah isu yang berkembang bahwa seleksi masuk Polri sarat KKN.
"Saya ingin tanyakan itu. Mudah-mudahan isu itu tidak benar. Dan apa yang anda akan lakukan untuk itu?" tanya Susan.
BACA JUGA: Sebelum Celaka, Dul Pacu Mobil 176 Km/jam
Sementara itu, Buchori dari FPKS mencecar Sutarman dengan pertanyaan seputar adanya dugaan masyarakat yang menyebut Sutarman pendukung salah satu calon Presiden, sehingga pencalonannya sarat politis.
"Konon katanya bapak punya bisnis perhotelan, apakah ini betul. Saya berharap ini tidak benar, karena berkaitan dengan profesional seorang calon kapolri," ujar Buchori melontar pertanyaan lainnya.
Buchori juga menaanyakan soal isu intervensi dalam penerimaan Polri, dan meminta Sutarman meyakinkan DPR bagaimana caranya penerimaan Polri bebas dari nuansa kongkalikong. Sebab, selentingan tedengar hal itu masih terjadi.
Yang tak kalah menarik, Buchori juha menanyakan komitmen Sutarman bila menjadi Kapolri, terutama dalam mengusut aliran dana dari sejumlah kasus dugaan korupsi, seperti kasus Gayus Tambunan, dan penerbitan TNKB.
"Bagaimana komitmen kepolisian terhadap internal Polri, misalnya kasus Gayus, yang diduga mengalirkan dana ke petinggi Polri, lalu kasus TNKB yang diduga ada aliran dana juga ke petinggi Polri?," tanya dia.
Namun sampai berita dirilis, Sutarman belum menjawab karena dalam sesi ini Sutarman masih menunggu semua anggota komisi hukum itu menyampaikan pertanyaannya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo tak Khawatir Terhambat PT
Redaktur : Tim Redaksi