Syukurlah, PTN di Surabaya tak Naikkan Biaya Kuliah

Senin, 16 Januari 2017 – 06:59 WIB
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Kabar gembira! Sejumlah PTN di Kota Surabaya, yang kini berstatus badan hukum, yang tidak langsung menaikkan uang kuliah tunggal (UKT).

Salah satunya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Uang kuliah yang mereka terapkan untuk tahun ini masih sama dengan 2016.

BACA JUGA: Informasi Seputar Beasiswa Bidikmisi 2017

Rektor ITS Prof Joni Hermana mengungkapkan bahwa uang kuliah di kampusnya mulai Rp 500 ribu hingga Rp 7,5 juta. Nilai itu disesuaikan dengan kemampuan orang tua mahasiswa.

Menurut Joni, ada beberapa pertimbangan yang mengakibatkan nilai UKT tidak naik. Salah satunya, kontribusi UKT mahasiswa
ITS bagi total anggaran institusi selama ini kurang dari 10 persen. Karena itu, jika dinaikkan, pengaruhnya tidak akan terlalu banyak.

BACA JUGA: Sinyal Unair dan ITS Tak Naikkan Uang Kuliah

"Malah mungkin menimbulkan gejolak protes dari mahasiswa karena dianggap telah terjadi komersialisasi pendidikan," tuturnya kemarin (15/1).

Joni menjelaskan, kontribusi yang besar bagi ITS selama ini justru dari kerja sama dengan pihak luar.

BACA JUGA: Guru PNS di Sekolah ?Swasta Wajib Pindah ke Negeri

Juga ada hibah yang diperoleh dari hasil upaya memanfaatkan keahlian civitas academica ITS dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kerja sama seperti ini bahkan dapat melibatkan semua pihak di ITS, baik dosen maupun mahasiswa," terangnya.

Selama ini, mahasiswa didorong untuk terlibat dalam proyek penelitian dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Sekaligus menambah pengalaman bagi mahasiswa itu sendiri.

Bahkan, untuk keterlibatan dalam penelitian, mahasiswa S-2 yang berasal dari S-1 fresh graduate ITS dibebaskan dari biaya UKT.

Saat ini, ITS lebih berfokus untuk meningkatkan kuota mahasiswa S-2 dan S-3.

Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai target meningkatkan rasio pascasarjana hingga 40 persen.

Mahasiswa pascasarjana merupakan andalan untuk menghasilkan publikasi internasional bersama dosennya.

Joni berharap ITS menjadi PTN berkelas internasional yang tetap ramah dan terjangkau untuk semua golongan.

Termasuk bagi yang tidak beruntung secara ekonomi.

Asal punya kemampuan akademik, mereka akan dibantu agar tetap bisa mengenyam pendidikan di ITS.

Wakil Rektor 1 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim (UPN) Ramdan Hidayat mengatakan, belum ada perubahan dalam UKT.

Dengan kata lain, UKT masih mengacu pada tahun lalu.

Namun, dia menyebut bisa jadi ada sedikit perubahan dalam nominal UKT. Terutama untuk UKT 3.

Selama ini, UKT memang berlevel-level hingga UKT 6. "Akan dibuat lebih merakyat," katanya.

Ramdan menyebutkan, pada UKT 3 ada hal yang akan dievaluasi.

Sebab, ada rentang atau selisih yang cukup besar antara UKT 2 dan UKT 3.

Pada UKT 2, nominalnya Rp 1 juta, sedangkan UKT 3 mencapai Rp 2,5-3 juta.

Tidak heran, banyak mahasiswa di UKT 3 yang meminta keringanan biaya. "Ini akan dirapatkan," terangnya.

Mahasiswa PTN, tutur Ramdan, sudah pasti mendapat biaya dari pemerintah dalam bentuk subsidi.

Namun, bentuknya tidak disampaikan kepada mahasiswa, tetapi kepada institusi.

Termasuk bantuan untuk mahasiswa bidikmisi Rp 2,4 juta per semester.

Dalam Permenristekdikti Nomor 126 Tahun 2016 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru, PTN harus mengakomodasi mahasiswa baru yang tidak mampu lebih dari 20 persen.

Ketentuan itu harus dipenuhi. Jika tidak, PTN yang bersangkutan akan dievaluasi.

"Jika kurang dari 20 persen, apa alasannya?" terangnya.

Demikian juga Unesa. Menurut Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Warsono, hingga saat ini belum ada keputusan baru dalam penentuan UKT.

Karena itu, pihaknya masih menggunakan ketentuan UKT lama.

Di Unesa, kata dia, belum ada kenaikan UKT. "Kami masih mengacu tahun lalu. Hanya rentang tiap UKT yang diperhalus, ada nilai tengah. Tapi, maksimum UKT tidak berubah," jelasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyampaikan, besaran UKT pada 2017 belum ditentukan hingga kini.

Penyusunan UKT rencananya baru dibahas dalam rapat internal kampus pada 26-27 Januari.

Nasih menyampaikan, besaran UKT 2017 dipastikan tidak jauh berbeda dengan 2016. Unair masih menerapkan sistem besaran UKT yang berbeda antar-jurusan.

Pembedaan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan studi mahasiswa selama menempuh pendidikan.

Saat ini, Nasih menyampaikan, pendidikan dokter menjadi salah satu jurusan dengan UKT tertinggi.

Pada 2016, UKT tertinggi pendidikan dokter mencapai Rp 21,5 juta per semester. (ant/puj/elo/c6/git/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Tujuan Kemendikbud Terapkan PPK Pada SD dan SMP


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler