jpnn.com - Penggarapan film layar lebar “Terbang: Menembus Langit” di Tarakan memasuki hari kelima, Rabu (23/8). Rencananya kru film syuting selama delapan hari di kota ini.
Produser Susanti Dewi mengatakan, dengan mendekati berakhirnya jadwal syuting di Tarakan, beberapa aktor seperti Baim Wong dan Delon, akhirnya kembali ke Jakarta.
BACA JUGA: Gerbang Neraka Segera Tayang, Janjikan Kengerian Berbeda
“Untuk tokoh utamanya Dion Wiyoko akan pulang besok (hari ini). Syuting belum kelar kok. Cuma besok kita lagi break sehari,” katanya kepada Radar Tarakan kemarin.
Beberapa area lokasi syuting yang terpilih seperti Amal Baru Binalatung, Jembatan Bongkok, Markoni, masih akan digunakan lagi di hari-hari selanjutnya. Setelah break sehari, garapan film ini akan kembali dilanjutkan besok hingga 27 Agustus nanti.
BACA JUGA: Tempat Hiburan Malam Diduga Pekerjakan Ladies di Bawah Umur
“Iya, Insya Allah akan selesai akhir bulan ini. Dan syuting akan dilanjutkan di Jakarta,” bebernya.
Membuat film layar lebar pertama di Tarakan ini merupakan tantangan bagi Demi Istri Production. Sebab, barang-barang tertentu yang dibutuhkan untuk penggarapan film sulit didapatkan di Tarakan.
BACA JUGA: Usai Nonton Film Panas, Anshar Gelap Mata Lihat Bocah Lugu
Di lain sisi, masyarakat sekitar masih tampak antusias mendatangi lokasi untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan filmnya, sekaligus sesekali menyapa aktornya.
Seperti yang dialami Monna. Ibu rumah tangga (IRT) ini cukup senang karena pertama kalinya dapat melihat aktor Dion Wiyoko secara langsung. Meskipun hanya dari kejauhan, Monna merasa cukup puas.
“Mungkin karena kali pertama ada syuting yah. Saya saja datang melihat bersama keluarga saya,” ucapnya. “Saya selalu update juga, di mana lokasi mereka syuting akan saya datangi selama masih di Tarakan,” tambah wanita berusia 42 tahun ini.
Rencananya, film ini akan tayang Februari tahun depan di seluruh bioskop Indonesia. Produser Dewi Susanti mengungkapkan, masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya Tarakan, harus menonton secara langsung film ini.
“Inginnya saya sih, segera ada bioskop di Tarakan. Karena di dalam film ini nanti, 30 menit pertama akan mengisahkan Pak Onggy selama di kota ini,” jelas Susanti.
Film ini menggambarkan kehidupan nyata Onggy Hianata selama di Tarakan, Surabaya, dan Jakarta. Diketahui setelah lulus dari pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tarakan, Onggy merantau ke Kota Surabaya.
Dia bertekad merantau untuk kuliah sembari bekerja dengan menetap di kos-kosan. Aktivitas yang dilakukannya sehari-hari selain kuliah, menyempatkan berjualan kecil-kecilan seperti jagung bakar dan ayam goreng di pinggir jalan, serta membuat kerupuk untuk dititipkan di toko.
“Penjualan saya tidak mulus pada saat itu. Banyak sekali tertipu,” ungkap Onggy.
Akhirnya, setelah lulus kuliah, Onggy yang sudah menguasai bahasa Mandarin dan Inggris, memutuskan untuk menjadi karyawan kecil di suatu perusahaan milik Jepang.
Berbagai jabatan sudah dijalaninya, hingga menjadi manajer merupakan kisah kesuksesan awal perjalanan hidupnya.
“Saya kurang betah dan akhirnya memilih keluar. Setelah itu saya membangun bisnis jaringan sendiri. Karena ingat kata almarhum ayah, harus memiliki usaha sendiri,” kenangnya. (ays/ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah Banget! Netizen Sebut TNI AL Seperti PKI
Redaktur & Reporter : Adil