jpnn.com, KAMPAR - Andri, tahanan yang diduga tewas akibat dianiaya penyidik telah sampai di rumah duka pada Kamis (6/7), sekitar pukul 13.00 WIB di Desa Muara Uwai.
Di rumah duka, seribuan warga datang menjenguk. Keluarga histeris. Bahkan, terlontar kata-kata kekecewaan kepada aparat kepolisian dari keluarga.
BACA JUGA: Tahanan Tewas Diduga Dianiaya Penyidik, Duh Gusti Wajahnya...
Caci maki keluar dari mulut keluarga kepada kepolisian. Keluarga juga menyebut-nyebut nama Edi Candra (penyidik Polres Kampar) sebagai pelaku penganiayaan.
"Informasinya saat menangkap korban, ada sekitar 12 penyidik," kata dia.
BACA JUGA: Gara-Gara Gebukin Maling Motor Hingga Tewas, Tujuh Warga Mendekam di Penjara
Mus yang juga melihat kondisi korban, merasa kesal. Katanya, di bagian kepala berlubang, dada luka, dan tangan patah. Banyak lagi bekas luka lebam di tubuh korban.
"Ini tidak ada dianiaya tahanan lain dan bukan karena diamuk massa," sebutnya.
BACA JUGA: Ayah Berselisih, Anak Ikut-ikutan, Plak! Kepala Bocor Dilempar Batu
Keluarga korban juga mengutuk atas perbuatan oknum penyidik ini. "Nyawa harus dibalas dengan nyawa" tegas Mus seperti dilansir Riau Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
Kapolres Kampar, AKBP Deni Okvianto terlihat mendatangi rumah duka. Namun Kapolres hanya sebentar. Saat hendak diwawancarai wartawan, Kapolres hanya berlalu menuju mobilnya dan meninggalkan lokasi.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Kampar, AKB Bambang Dewanto tidak mau berkomentar banyak. Dia mengakui memang ada tahanan Polres Kampar yang meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Namun dia membantah bahwa kematian korban akibat penganiayaan oleh oknum penyidik. "Ini karena dada sakit dan sesak. Ada masalah di hulu hati," katanya.
Akibat sesak nafas tersebut, Andri dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara. "Silahkan klarifikasi ke rumah sakit. Laporan memang ada masuk di Puncak Polda, cuma masih dalam proses. Apakah dianiaya atau tidak, tunggulah," katanya.
"Aku gak bisa ungkapkan apa penyebab kematiannya. Kita tunggu hasil laboratorium. Tunggu hasil otopsi," tambahnya.
Paur Humas Polres Kampar, Iptu Deni Yusra mengatakan, hasil kematian Andri belum dapat dipastikan. Karena menunggu hasil investigasi dari Polda Riau. Artinya, kematian tidak murni penganiayaan.
"Hasil visumnya, sakit paru-paru sama tumor di kepala. Maag akut juga," katanya.
Deni juga mengakui ada lubang di kepala korban. Namun, itu disebabkan karena otopsi di rumah sakit. Bukan karena dipukul. "Cuma, tetap dilakukan investigasi. Supaya netral, Polda yang turun tangan," katanya.
Saat ditanya siapa oknum penyidik yang melakukan dugaan penganiayaan itu, dia belum bisa memastikan.
"Anggota yang diproses, tergantung Propam. Sekarang kita belum bisa pastikan siapa anggota yang diduga melakukannya," tuturnya.(*4/rdh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilarang Bikin Onar, Crash! Fredi Tebas Hakim hingga Bersimbah Darah
Redaktur & Reporter : Budi