Tahun Ini, 3.560 Perempuan Minta Cerai

Sabtu, 23 Desember 2017 – 23:22 WIB
Perceraian. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, SURABAYA - Pengadilan Agama Kelas I Surabaya mencatat hingga November 2017, terdapat 5.360 kasus perceraian ditangani.

Tak pelak, Pengadilan Agama (PA) Kelas I Surabaya selalu dipadati pengunjung.

BACA JUGA: Tingkat Perceraian Tinggi di Gunungkidul

Saban hari tidak kurang dari 500 orang datang untuk mengurus berbagai urusan. Namun, yang paling banyak mengurus perceraian.

Tercatat ada 1.673 kasus cerai talak yang masuk ke PA. Sementara itu, angka cerai gugat mencapai dua kali lipatnya, yakni 3.560 kasus.

BACA JUGA: Suami Pengangguran Penyebab Banyak Perceraian di Batam

Kasus cerai talak merupakan perceraian yang diajukan pihak laki-laki kepada perempuan. Cerai gugat diajukan pihak perempuan kepada laki-laki.

Antho Handiono, Kabid Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Pemkot Surabaya mengamati fenomena perceraian di Surabaya.

BACA JUGA: 4.938 Kasus Perceraian, Perempuan Karier Paling Sering Gugat

Dia menyatakan, tidak harmonisnya rumah tangga juga dipengaruhi oleh komunikasi. Apalagi pada era digital, potensi terganggunya komunikasi sangat besar.

Begitu juga akhlak. Antho menjelaskan, akhlak didasari oleh keimanan seseorang. Karena itu, penting bagi sebuah keluarga memiliki fondasi iman yang kuat.

Fenomena jumlah cerai gugat yang mencapai dua kali lipat tidak lepas dari kemandirian perempuan yang terus meningkat.

Rasa itu memupuk kemandirian seorang perempuan untuk lepas dari ikatan seorang laki-laki.

"Kematangan karir membawa perempuan untuk berani lepas jika laki-laki tidak lagi punya tanggung jawab," katanya.

Cerita perceraian warga metropolis datang dari Sinta, bukan nama sebenarnya. "Bojoku seperti jaga lilin," ujar perempuan 32 tahun yang tinggal di daerah Tambaksari itu.

Bagaimana tidak, pekerjaan suaminya saat ini tidak jelas. Saban hari hanya tidur-tiduran. Meski punya dua anak, suaminya tidak lantas mau mencari kerja.

Pekerjaan Sinta sebagai karyawan salah satu bank swasta memang cukup mapan. Alasan itulah yang mendasari Sinta menggugat cerai suaminya.

"Enggak tahu sekarang di mana dia. Di sini saya tulis gaib," katanya.

Kisah Sinta memang mendominasi kasus perceraian di Surabaya. Berdasar data dari PA Surabaya, empat penyebab cerai terbanyak adalah tidak adanya keharmonisan, krisis akhlak, tidak adanya tanggung jawab, dan faktor ekonomi.

Mufi Achmad, Kahumas PA Surabaya, mengatakan bahwa empat faktor itu memang menjadi langganan penyebab perceraian di Surabaya.

Namun, dari data tersebut muncul fakta bahwa perceraian tidak melulu soal ekonomi.

"Apalagi sekarang posisi perempuan yang lebih tinggi daripada laki-laki juga jadi salah satu penyebab," katanya.

Selain itu, perceraian didominasi pernikahan yang masih seumur jagung. (gal/c6/git/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow, Enam Bulan Sudah 3.124 Pasutri Bercerai


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler