Tak Semestinya Ada Tuna Pancasila di Indonesia

Rabu, 15 Juni 2011 – 15:35 WIB

JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, menilai banyak elit politik ataupun kelompok masyarakat yang sama sekali tidak memahami PancasilaPuan menyebut pihak-pihak yang mengabaikan Pancasila dengan istilah Tuna Pancasila, karena hanya beretorika tanpa mengamalkannya.

Hal itu dikatakan Puan saat tampil sebagai pembicara pada Sarasehan Budaya bertema “Pancasila Sebagai Modal Sosial Bangsa dan Konsensus Nasional dalam NKRI” yang digelar fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR, di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/6)

BACA JUGA: Sisminbakum Harus Dituntaskan di Pengadilan

"Saat ini yang diperlukan adalah bagaimana melaksanakan Pancasila
Pembahasan memang diperlukan tapi orientasinya tetap pada pelaksanaan

BACA JUGA: Nudirman: Sisminbakum jangan Dihentikan

Sebab pembahasan tanpa pelaksanaan sama saja kita menjadi Tuna Pancasila,” kata Puan.

Selain Puan, tampil pula sebagai pembicara dalam sarasehan itu antara lain Gubernur Lemhanas Budi Susilo Supandji dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PKS, Untung Wahono
Lebih lanjut Puan menguraikan, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara tidak perlu diperdebatkan lagi

BACA JUGA: Basrief Didesak Tuntaskan Korupsi di Kejagung

Alasannya, Pancasila memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai identitas dan pemersatu bangsa, pendorong dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial, serta sumber inspirasi dalam mengatasi beragam persoalan bangsa

Puan menegaskan, jika elit politik memegang teguh Pancasila maka kebijakan yang diambil akan berpihak pada kepentingan rakyatKarenanya cucu Proklamator itu juga menyatakan, manfaat Pancasila tak perlu diragukan lagi sepanjang diamalkan secara konsisten.

Ia mencontohkan pengamalan sila kelima Pancasila, yaitu "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" melalui UU Badan Pelaksana Jaminan Sosial yang saat ini rancangannya tengah dibahas DPR dan PemerintahPutri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menegaskan bahwa partainya akan berjuang habis-habisan di parlemen untuk mewujudkan UU BPJS yang benar-benar mencerminkan sila ke-lima Pancasila.

"Ketika rakyat semakin merasakan manfaat Pancasila, maka makin kukuh posisi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang integratif, motivatif dan inspiratif, Pelaksanaan Pancasila ini penting bukan hanya supaya kita tidak menjadi ‘Tuna Pancasila’ tapi juga supaya rakyat Indonesia merasakan manfaat dari Pancasila,” cetusnya.

Pada kesempatan sama, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Supandji mengkritisi semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap DPRMenyebut pada sejumlah survei, Budi mengatakan, semakin menurunnya kepercayaan publik terhadap DPR itu semestinya memacu para anggota legislatif untuk memperbaiki diri dan perilakunya“Dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah citra dan kinerja wakil rakyat akan meningkat,” cetusnya Budi

Mantan Dirjen Potensi Pertahanan di Departemen Pertahanan itu mengingatkan, hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 menunjukkan bahwa  99 persen warga Indonesia tahu dan paham makna PancasilaSelain itu, lebih dari 79 persen masyarakat masih percaya bahwa Pancasila tetap layak sebagai dasar negara“Artinya mayoritas masyarakat merasa Pancasila masih sebagai modal sosialnya,” tandasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KY Harapkan Besok Bisa Periksa Antasari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler