jpnn.com, JAKARTA - Gempuran taksi online membuat PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menjatuhkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan.
Hingga kuartal ketiga 2017, perseroan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sekitar 400 karyawan di bagian call center.
BACA JUGA: Unjuk Rasa, Sopir Angkot Paksa Taksi Turunkan Penumpang
Di sisi lain, pengemudi masih dipertahankan.
”Sekarang sudah banyak orang pesan taksi pakai aplikasi online,” kata Presiden Direktur TAXI Benny Setiawan, Jumat (6/10).
BACA JUGA: Angkutan Online Dilarang Ngetem Mulai 1 November
Dia menjelaskan, TAXI sebenarnya sudah bekerja sama dengan Uber. Namun, persaingan menjadi semakin ketat.
”Dulu orang berebut naik taksi. Sekarang bisnis transportasi terus berubah,” keluhnya.
BACA JUGA: Gawat! Puluhan Perusahaan Taksi di Mulai Gulung Tikar
Perseroan pun terus mencatatkan kerugian. Pada semester pertama 2017, pendapatan perseroan menurun 57 persen (yoy) menjadi Rp 158,73 miliar.
Kerugian pun membengkak 67 persen menjadi Rp 42,9 miliar.
TAXI juga masih memiliki beban utang Rp 454,9 miliar.
Belum lagi utang obligasi yang bakal jatuh tempo pada 2019. Jumlahnya mencapai Rp 994,3 miliar.
Untuk mengurangi beban utang, TAXI menjual aset-asetnya di Jakarta.
Antara lain tanah seluas empat hektare (ha) serta aset idle lain dengan total luas 10,5 ha.
Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, emiten taksi memang harus menghadapi persaingan ketat dengan transportasi online.
TAXI memang mencatat kinerja yang tak sebagus BIRD (PT Blue Bird Tbk).
”Meski sama-sama mencatatkan penurunan, baik dari sisi pendapatan maupun beban langsung, BIRD masih mencatatkan keuntungan meski menurun. Sedangkan TAXI merugi,” ujarnya.
Laba atribusi BIRD semester pertama lalu tercatat sebesar Rp 193,08 miliar; turun 15,65 persen secara year-on-year (yoy). (rin/c11/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putusan Mahkamah Agung Soal Transportasi Kini Dikritisi
Redaktur & Reporter : Ragil