jpnn.com - TARAKAN – Ibarat makan nangka orang lain yang kena getahnya. Ya seperti itulah kabut asap yang menyelimuti Tarakan dan sekitarnya. Apinya di daerah lain, asapnya menjalar ke Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Nanang Bukhari menyampaikan, kabut asap yang terjadi beberapa hari ini merupakan kiriman dari Kabupaten Berau, plus akumulasi kebakaran ‘hebat’ lahan di Kalimantan Selatan. Faktor lainnya, karena angin yang mengarah ke utara dengan kecepatan 3 km per jam.
BACA JUGA: Kemenpera Bangun MCK Gartis untuk 9 Ponpres di Purworejo
“Kabut, sebenarnya kiriman dari Berau juga rangkaian akumulasi kebakaran lahan di Kalimantan Selatan. Selain itu, kecepatan angin mencapai 3 km per jam mengarah ke utara. Karena itu kabut asap sampai ke Berau, Tanjung Selor dan Tarakan, “ jelasnya.
Sedangkan untuk pendeteksian titik api, Nanang mengungkapkan, jika di Kaltara tidak terdeteksi jumlah titik api.
BACA JUGA: Berkas Perkara Wabup Pelalawan Dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor
“Di kaltara, titik api tidak terdeteksi, kemungkinan besar asap di Kaltara adalah kiriman dari daerah lain,” imbuhnya.
Selain itu Nanang menambahkan, kabut asap yang melanda wilayah Kaltara diprediksi bisa sampai ke Sabah Malaysia apalagi diperkuat dengan kecepatan angin yang mencapai 3 km per jam.
BACA JUGA: Ribuan Warga Masih Buta Huruf
“Untuk saat ini kabut asap sudah sampai ke wilayah Kabupaten Nunukan, diprediksi bisa sampai ke Malaysia,” prediksinya.
Nanang melanjutkan, meskipun di Tarakan maupun daerah lain hujan deras, kemungkinan besar tidak akan menghilangkan asap kabut kiriman. Namun kemungkinan hilang jika hujan deras turun di Kalimantan Selatan untuk meminimalisir titik api.
Nanang juga mengingatkan warga kota ini agar tetap waspada dan siaga terhadap kabut asap. Dampaknya sudah jelas terhadap kesehatan. Selain itu, bagi petani atau pemilik lahan diingatkan pula agar tidak membakar lahan seenaknya. Perlu pengawasan dan kehati-hatian.
“Kami juga menghimbau warga Tarakan untuk waspada dalam beberapa hari ini. Tidak pula membakar lahan seenaknya. Selain itu, aktivitas laut perlu dibatasi, karena tinggi gelombang di laut bisa mencapai 2 meter,” imbaunya. (*/mng/ica)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Penentu Utama Sekda Terpilih
Redaktur : Tim Redaksi