jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan tarif batas atas tiket pesawat turun antara 12-16 persen. Penurunan sebesar 12 persen ini akan dilakukan pada rute-rute gemuk seperti di daerah Jawa sedangkan penurunan lainnya dilakukan pada rute-rute seperti rute penerbangan ke Jayapura.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat Rapat Koordinasi Pembahasan Tindak Lanjut Tarif Angkatan Udara, Senin (13/5).
BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Yakin Jumlah Penumpang Naik
“Hal ini dilakukan pemerintah, bukan hanya memerhatikan pihak maskapai, tetapi juga konsumen sebagai masyarakat,” ujar Darmin.
Darmin menjelaskan, pemerintah mencatat adanya kenaikan tarif pesawat penumpang udara oleh para perusahaan maskapai penerbangan dalam negeri sejak akhir Desember 2018.
BACA JUGA: Soal Kenaikan Tarif Tiket Pesawat, Ini Respons DPP Organda
Dan tarif ini tidak kunjung turun setelah 10 Januari 2019.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Bara JP: Menhub Layak Dievaluasi
BACA JUGA: Menurut Pengamat, Harga Tiket Pesawat Bukan Urusan Menhub
Dampak dari kejadian ini dirasakan masyarakat terutama saat menjelang musim lebaran dan teridentifikasi merupakan isu yang berskala nasional.
Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri (Tarif Batas Atas) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 72 Tahun 2019 tidak berubah secara signifikan sejak tahun 2014 dan merupakan salah satu penyebab tarif angkutan penumpang udara tidak kunjung turun.
Kondisi lain yang menyebabkan tingginya tarif pesawat dalam negeri adalah kenaikan harga bahan bakar pesawat terbang (avtur).(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Tiket Pesawat Mahal, Harga Avtur kok Selalu Disalahkan?
Redaktur & Reporter : Yessy