Tatapan Nandang Kosong tapi tak Pernah Ngamuk

Jumat, 23 Februari 2018 – 00:58 WIB
Nandang Triyana (kanan), pelaku pengejaran terhadap KH Hakam Mubarok, dipertemukan dengan keluarganya di RS Bhayangkara, Surabaya, Rabu (21/2).FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, CIREBON - Masih ada cerita tentang sosok Nandang Triyana, 23, pelaku pengejaran terhadap KH Hakam Mubarok, pengasuh ponpes di Lamongan, Jatim.

Orang tuanya, pasangan Satibi dan Sriana, merupakan warga RT 11 RW 03 Desa Lemahabangkulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jabar.
----
Sekitar empat tahun silam, suasana bahagia yang meliputi resepsi pernikahan di Desa Lemahabang Kulon tiba-tiba berubah.

BACA JUGA: Sosok Pengejar Kiai Hakam Mubarok di Mata Tetangga

Suasana panik sempat melanda tatkala dalam kondisi tersebut salah satu anggota keluarga dikabarkan kabur.

Ya, peristiwa tersebut adalah ketika Nandang Triyana untuk pertama kalinya kabur dari rumahnya. Dia kabur saat kedua orang tuanya, Satibi dan Sriyani, tengah membantu menyiapkan resepsi pernikahan salah satu kerabat.

BACA JUGA: Nih, Pesan KH Mutawakkil Alallah terkait Penyerangan Ulama

Karena sibuk, keduanya tak sempat mengawasi Nandang. Cerita ini disampaikan Tati (65) bibi Nandang yang ditemiu Radar Cirebon (Jawa Pos Group).

Dikatakan Tati, Nandang adalah anak pertama dari pasangan Satibi dan Sriyani. Nandang terlahir dengan normal. Bahkan sempat mengenyam pendidikan formal tingkat SD dan SMP.

BACA JUGA: Penyerang Kiai di Lamongan Bertemu Ibunya, Mengharukan

Tapi diakuinya, Nandang tidak bisa menyelesaikan pendidikannya karena ketidakmampuan keluarga. “Yang saya ingat, Nandang tidak selesai SMP-nya. Sampai kelas berapanya saya kurang jelas,” jelas Tati.

Namun demikian, saat lahir dan sekolah, Nandang sebenarnya normal dan tidak memiliki tanda-tanda gangguan kejiwaan.

Bahkan masa kecil Nandang juga normal seperti bermain dengan teman-temannya.

“Anaknya ganteng, kulitnya putih, rambutnya agak ikal. Dulu normal, ya sampai sempat sekolah hingga SMP,” imbuhnya.

Perubahan sikap Nandang sendiri terjadi setelah berhenti sekolah. Dia lebih sering mengurung diri di dalam rumah dan sering bicara sendiri.

Karena keterbatasan biaya, pengobatan yang dilakukan hanya seadaanya sehingga tidak banyak membantu.

“Saya tidak begitu tahu penyebab gangguan jiwanya karena apa. Setelah tidak sekolah itu mulai kelihatan sering ngomong sendiri, sering diam. Tatapan matanya kosong. Tapi dia tidak temperamen, tidak pernah ngamuk,” tandas Tati. (dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Jangan Lantas Main Hakim Sendiri pada Orang Gila


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler