jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjamin tidak akan ada bocoran soal dalam pelaksanaan ujian nasional (unas) SMA tahun ini. Namun, ada pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan unas itu demi meraih keuntungan.
Mengatasnamakan diri dari Depdiknas dan Kemendikbud, mereka menawarkan bocoran soal untuk semua mata pelajaran. Tawaran kunci jawaban untuk seluruh paket mata pelajaran yang diujikan itu disebarkan lewat pesan singkat atau SMS.
BACA JUGA: Kemendikbud Mulai Kumpulkan Laporan Kecurangan
Anggota Ombudsman RI Bidang Penyelesaian Laporan dan Pengaduan Budi Santoso mengatakan, tawaran itu hanya akal-akalan pihak-pihak tertentu untuk mendapat keuntungan. Dia pun meminta para siswa tidak mempercayai isi SMS bodong maupun e-mail mengenai kunci jawaban.
“Siswa harus percaya dengan kemampuan diri sendiri. Itu jauh lebih baik daripada mencontek, meniru, dan bahkan membeli kunci jawaban,” ujar dia di kantornya Senin (14/4).
BACA JUGA: 2 Butir Soal Unas Puji Jokowi
Menurut Budi, pengawasan atas distribusi soal kali ini sangat ketat ketimbang tahun lalu. Pencetakan soal secara desentralisasi membuat distribusi lebih aman dan bisa dipantau langsung oleh dinas per wilayah. “Dengan begitu, siswa tidak lagi terganggu pelaksanaan unas,” ungkapnya.
Berdasar pantauan Ombudsman RI, kata dia, sejauh ini belum ada kendala dan penyimpangan dalam pelaksanaan unas hari pertama. Di Jakarta, juga belum ada laporan dari masyarakat yang masuk. “Tapi, kami berusaha proaktif dengan membentuk dua tim pengawas di wilayah Jabodetabek,” tutur dia.
BACA JUGA: Kemendikbud Kembangkan SMK di Lapas
Jika ada siswa yang melakukan kecurangan, tegas Budi, akan ada sanksi, seperti sanksi teguran hingga diskualifikasi. Seperti yang terjadi tahun lalu, pihaknya menemukan kasus siswa pintar yang dijadikan sebagai sentral untuk memberikan kunci jawaban kepada peserta lain. “Itu pelanggaran dan bisa dinyatakan tidak lulus unas,” katanya.
Budi mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau hingga pasca-unas. Hal itu diharapkan menjamin pelaksanaan unas dari tahun ke tahun semakin membaik. Dia yakin, di tahun terakhir pemerintahan Presiden SBY, unas akan berjalan lancar.
“Sudah pasti itu akan memberikan pesan baik terhadap kepemimpinan SBY. Kekisruhan unas tahun lalu tidak boleh lagi terjadi.”
Sementara itu, terjadi kasus kekurangan naskah soal dalam pelaksanaan unas di Jakarta kemarin. Rayon 13 Cijantung, Jakarta Timur, kekurangan 14 amplop naskah yang berisi soal bahasa Indonesia dan Inggris, serta LJU. Untuk mengatasi, Dinas Pendidikan (Dispendik) DKI menghubungi percetakan untuk menutupi kekurangan.
Agus Dudung, ketua Pengawas Unas Lokal Jakarta Timur, menyatakan, kekurangan naskah soal pada hari pertama sudah ditangani di Jakarta Timur. “Selama masih bisa diselesaikan di tingkat lokal, tidak perlu lapor ke pusat,” ujar dia kemarin.
Dia menyebut, jika pada hari pelaksanaan masih ditemukan kekurangan, pengawas bisa meminta naskah soal atau LJU ke kelas lain yang memiliki kelebihan. Jika tidak ada, pengawas bisa menghubungi sekolah terdekat untuk meminta naskah soal dan LJU yang tersisa. “Tetapi, tetap harus lapor ke dinas dan dikawal pengawas dari pihak perguruan tinggi,” ungkapnya.
Pengambilan naskah soal berlangsung tidak boleh lebih dari sejam. Jika terlalu lama, hal itu dikhawatirkan berdampak pada siswa yang menunggu. Sambil menunggu, siswa bisa mengisi form lain seperti identitas diri sehingga tidak ada waktu yang terbuang. (tyh/hen/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamil Tua, Tiga Siswi Mundur dari UN
Redaktur : Tim Redaksi