Hasil penelitian di Murdoch University berhasil menerapkan apa yang disebut sebagai Teknik Judas, dalam mengendalikan populasi unta-unta liar di pedalaman Australia.

Dengan teknik ini, seekor unta betina yang telah dilengkapi peralatan yang bisa dilacak melalui satelit kemudian dilepaskan ke alam liar yang diperkirakan sebagai habitat unta liar.

BACA JUGA: Jurnalis Australia Peter Greste: Keadilan Tak Tergantung Kewarganegaraan

Unta "Judas" inilah yang akan mencari kerumunan unta liar dan "melakukan pengkhianatan" terhadap "rekan-rekannya sendiri".

Menurut Prof, Peter Spencer dari Murdoch Uni., Teknis Judas ini dilakukan dengan melepaskan unta betina untuk melacak keberadaan unta liar di wilayah yang begitu luas.

BACA JUGA: Obat Lebih Mahal Dianggap Lebih Mujarab

Disebutkan, teknik ini telah berhasil pula diterapkan dalam upaya mengendalikan ledakan populasi monyet, kambing dan kuda liar di wilayah pedalaman utara Australia Barat.

Setelah "Unta Judas" tersebut hidup bersama rombongan unta liar, pelacakan pun ditindaklanjuti dengan melakukan penembakan dari udara mengunakan pesawat ringan.

BACA JUGA: Warga Australia Tertuduh Pembunuhan di Filipina Adalah Mantan Napi

"Selama ini kalangan peternak unta sangat kesulitan mengendalikan ledakan populasi unta liar," jelas Prof. Spencer.

"Unta-unta itu selalu berpindah-pindah dan sulit dikendalikan," katanya. "Karenanya begitu si Judas berhasil menemukan teman-temannya, kita pun bisa melacak posisi mereka."

Prof. Spencer mengatakan, kondisi "Unta Judas" itu dipantau terus selama penelitian dilakukan. Bisa dipastikan, katanya, bahwa Unta Judas ini tidak mengalami trauma.

"Kondisi tubuh Unta Judas itu tetap sama setelah teman-temannya ditembaki," jelasnya. "Hal ini menunjukkan Untas Judas ini tidak terpengaruh sama sekali meskipun teman-temannya sudah tertembak."

Penelitian Prof. Spencer ini dilakukan selama dua tahun dengan menurunkan 10 Unta Judas yang pergerakannya dipantau melalui satelit.

Lokasi penelitiannya sendiri sebagian dilakukan di sekitar wilayah peternakan Warrawagine Station di Pilbara Timur, serta di sekitar perbatasan tiga negara bagian Australia Barat, Australia Selatan, dan Northern Territory.

Hasil penelitian ini telah dimuat dalam jurnal bergengsi Journal of Wildlife Management yang terbit di Amerika Serikat.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Bocah Lakukan Vandalisme Parah, Pemilik Rugi Puluhan Ribu Dolar

Berita Terkait