Teknologi baru tengah digunakan untuk melacak pergerakan kakatua Carnaby di Australia Barat, setelah populasi burung ini menurun 50% selama 50 tahun terakhir.

Proyek Ekologi Kakatua Hitam, yang melibatkan satu tim dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Sains di Universitas Murdoch, tengah berusaha menghentikan penurunan itu.

BACA JUGA: Mayoritas Tidak Setuju Lahan Pertanian Dibeli Asing

Para peneliti menandai kakatua Carnaby liar yang telah terluka, dan kemudian direhabilitasi di Kebun Binatang Perth.

Sementara upaya penandaan spesies terancam bukanlah hal baru, teknologi -yang bisa menentukan kegiatan dan pergerakan kakatua hingga tingkat yang lebih dalam -ini adalah metode baru.

BACA JUGA: Ogoh-Ogoh dari Indonesia Tampil di Tasmania

Pendekatan baru ini memungkinkan munculnya pemahaman yang lebih besar akan jenis terbaik dari habitat spesies tersebut.

Kakatua disuntik anestesi (bius) dan kemudian diintubasi (dimasukkan selang lewat mulut hingga kerongkongan) untuk prosedur sepanjang 40 menit.

BACA JUGA: Terkesan Tradisi Ramadan, Dubes Australia Bukber 15x

Pelacak GPS bertenaga surya dipasang di sebuah panel yang ditempatkan di bulu bagian belakang kakatua.

ABC; Phil Hemmingway

Pertama, pemancar satelit dijahit dan direkatkan ke dua bulu ekor pusat.

Kemudian, pelacak GPS bertenaga surya dipasang melalui panel yang ditempatkan pada bulu belakang kakatua.

Terakhir, burung ditandai untuk identifikasi dan pelacakan tujuan.

Setiap burung memiliki nomor individu di penanda kaki berwarna perak, dan bulu mereka ditandai.

Peneliti bernama Associate Profesor Chris Warren mengatakan, hal ini adalah langkah besar menuju upaya pelestarian spesies tersebut.

"Kami harap kami akan bisa mengidentifikasi krisis makanan dan habitat kembang biak dengan mempelajari burung-burung ini dan kawanan yang mereka dekati di alam liar," harapnya.

Ia mengutarakan, "Jika kami bisa memahami cara mereka menggunakan habitat dengan lebih baik, kami bisa bekerja untuk melestarikan habitat itu dan itulah yang benar-benar dibutuhkan untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah ini."

Pemancar satelit yang dipasang di burung tersebut mengumpulkan data delapan kali sehari, sedangkan pelacak GPS menyediakan data setiap 10 menit. Peneliti menandai kakatua Carnaby untuk identifikasi sebagai bagian dari Proyek Ekologi Kakatua Hitam.

ABC; Briana Shepherd

Dr Jill Shephard mengatakan, ini adalah penelitian yang menarik.

"Kami mendapat gambar tentang aktivitas burung tersebut pada saat itu dalam ruang tiga-dimensi," sebutnya.

"Jadi ia bisa terekam saat terbang, saat bersarang, saat makan, atau bisa jadi saat di darat sedang minum air,” jelas Dr Jill Shephard.

"Tingkat detailnya sangat tinggi dan data ini memungkinkan kami untuk membuat keputusan yang lebih baik untuk perencanaan konservasi," sambungnya.

Dua puluh empat kakatua saat ini sedang dilacak, dengan studi ini akan dilakukan selama periode lima tahun.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan dan diperbarui: 19:20 WIB 21/06/2016 oleh Nurina Savitri

BACA ARTIKEL LAINNYA... Benarkah Tradisi Fine Dining sudah Mati?

Berita Terkait