Para peneliti di Melbourne telah membuat terobosan signifikan dalam memahami respon kekebalan tubuh terhadap virus influenza, yang bisa membuka jalan bagi diciptakannya vaksin universal yang memberikan kekebalan seumur hidup terhadap semua bentuk flu.

Dengan berfokus pada bagaimana sel-sel individual merespon berbagai bentuk virus, para peneliti sekarang memiliki gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana materi vaksin bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan melawan bentuk virus baru yang berkembang.

BACA JUGA: Aksen Retro Seragam Kontingen Atlet Australia di Olimpiade Rio 2016

Karena virus flu bermutasi secara teratur, otoritas kesehatan perlu untuk memproduksi vaksin flu baru setiap tahun.

Formula vaksin tahunan memprediksi bentuk utama virus, tetapi melewatkan kemungkinan adanya bentuk baru yang bisa berubah menjadi pandemi sebelum vaksin berikutnya bisa diproduksi.

BACA JUGA: Kemalaman di Hutan, Mantan Pejabat Australia Bertahan dengan Sebiji Apel

Sekelompok tim ilmuwan yang berbasis di Melbourne telah meneliti bagaimana persisnya sel-sel dalam tubuh melawan virus flu, dan bagaimana kekuatan sel itu bisa dimanfaatkan dalam vaksin.

Dr Stephanie Gras, dari Institut Penemuan Obat Biologi di Universitas Monash dan sebagian dari tim peneliti, mengatakan, mereka bekerja untuk memahami bagaimana sel-sel memori dalam sistem kekebalan tubuh, yang disebut sel T, mampu mengenali beberapa bagian dari virus yang paling mungkin dilestarikan di antara bentuk baru.

BACA JUGA: Australia Tak Akan Buka Daftar Lahan Pertanian yang Dimiliki Orang Asing

"Sel-sel itu memiliki keuntungan bahwa jika mereka menemukan bentuk baru, mereka bisa diaktifkan kembali dengan sangat cepat dan sangat efisien untuk membunuh virus," jelasnya.

Penelitian itu telah mempertemukan sejumlah ahli dari Institut Peter Doherty di Universitas Melbourne, dan Universitas Monash.

Para ilmuwan dari Institut Peter Doherty, yang dipimpin oleh Associate Professor Katherine Kedzierska, mengisolasi sel T individu yang melawan virus flu dan mengamati dengan seksama sel-sel mana yang mampu mengenali berbagai jenis mutasi flu yang paling efisien.

Dr Stephanie dan rekan-rekannya di Universitas Monash melihat bagaimana persisnya sel-sel sukses mampu mengenali dan melawan virus.

"Karena kami mampu mengisolasi sel dan memahami bagaimana mereka bekerja, dan mengapa mereka bekerja begitu efisien, kami melihat bahwa mereka bisa mengenali sekumpulan besar bentuk virus yang berbeda, termasuk virus flu burung," jelasnya.

Ia menambahkan, "Kami berharap jika kami bisa memahami bagaimana sel-sel T bekerja di berbagai jenis jaringan, kami akan selangkah lebih dekat untuk benar-benar menemukan vaksin yang bisa bekerja untuk berbagai macam bentuk dan mudah-mudahan menghindari setiap pandemi baru."

Sel T efisien dimiliki oleh 20-25% populasi dunia

Pemeriksaan rinci dari sel-sel individual dimungkinkan dengan menggunakan fasilitas penelitian Synchrotron Australia di Melbourne.

"Ini seperti mikroskop yang sangat kuat dan kami bisa mendapatkan gambaran dari molekul-molekul yang berinteraksi bersama-sama, dan itulah yang benar-benar membantu kami untuk memahami mekanisme pengakuan dari sel T mereka," ungkap Dr Stephanie.

"Itu sangat penting bagi kami untuk memahami rincian halus dari respon manusia terhadap virus influenza," sambungnya.

Jenis sel T efisien yang peneliti identifikasi dimiliki oleh 20-25% dari populasi dunia.

Tim peneliti sekarang berharap untuk memperluas studi mereka guna menemukan sel T efisien yang mirip yang mencakup persentase yang lebih besar dari populasi, untuk membuka jalan bagi vaksin yang efektif untuk sebagian besar penerima.

"Karena sel-sel itu mampu mengenali bentuk yang berbeda dari influenza, kami tak harus membuat vaksin setiap tahun, idenya adalah untuk membuat vaksin influenza dilakukan satu kali untuk sebagian besar populasi," ujar Dr Stephanie.

Temuan studi empat tahun yang dilakukan Institut Penemuan Obat Biologis ini diterbitkan dalam  jurnal ‘Proceedings of the National Academy of Sciences’ (PNAS).

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Ekor Sapi Tinggalkan Australia Barat Menuju Indonesia

Berita Terkait