Tempe Segera Berstandar Internasional

Selasa, 07 Juni 2011 – 06:16 WIB
JAKARTA - Industri kecil dan menengah khususnya berbasis komoditas pangan, mendapat angin segarKarena dua komoditas pangan tempe dan tepung sagu akan mendapat pengakuan secara internasional lewat Standar Nasional Indonesia (SNI)

BACA JUGA: Pacu Ekspor, Siapkan Rp 500 Miliar

Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun segera memberlakukan standar khusus untuk dua komoditas tersebut.

Kepala BSN Bambang Setiadi optimistis standar produk olahan tempe dan sagu dapat dimiliki indonesia
"Saat ini kita sedang berjuang untuk membuat standar sagu dan tempe

BACA JUGA: DPR Minta Perusahaan Distribusi BBM Bersubsidi Diinvestigasi

Ditargetkan paling lambat tahun depan sudah keluar standarisasinya," katanya setelah mengikuti rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR RI kemarin (6/6).

Menurut Bambang, kedua produk tersebut dikenal buatan asli dalam negeri
Oleh karena sebagai produk lokal, sehingga dirasa perlu untuk menguasai standar

BACA JUGA: DPR Soroti Kinerja BPH Migas

Kendati demikian, menurutnya tidak mudah untuk membuat standar keduanyaMembutuhkan waktu bertahun-tahun pula sampai standar tersebut diakui sebagai milik Indonesia.

Namun diyakini, tidak lama lagi standar untuk tempe akan dimiliki IndonesiaKarena proses pembuatan standar sendiri cukup lama, yakni memakan waktu tiga tahunSaat ini, standar untuk tempe sudah mencapai tahap lima dari total sebanyak delapan tahap"Standar yang sudah dibuat contohnya berdasar bau, rasa dan beberapa ketentuan lainnya," jelas dia.

Selain mengusahakan standarisasi untuk tempe dan sagu, bulan lalu pihaknya telah mengeluarkan SNI untuk produk pangan yoghurtMalah pembuatan standar untuk yoghurt membutuhkan waktu sampai tujuh tahun"Adanya standar tersebut akan menguntungkanNanti kita bisa produksi tempe yang laku di seluruh dunia karena standarnya kita kuasaiSeperti standar mie instant milik kita sudah dikenal, sampai ada pabriknya di Arab Saudi," ucap dia.

"Untuk membuat itu, kita menyertakan produk yang ingin distandarkan dalam sidang bernama Codex mengenai pangan di Jenewa pada Juli 2011 nantiDalam sidang tersebut, kita akan menyampaikan laporan mengenai perkembangan standar yang sudah disusun baik untuk sagu maupun tempe," tukasnya.

Bambang menguraikan, pentingnya sidang tersebut karena melibatkan sejumlah negaraDi mana setiap negara memiliki pandangan berbeda terhadap rencana standarisasi yang diajukan Indonesia"Ada negara yang tidak memproduksi sagu dan tempe, tentu setujuMemungkinkan bagi negara yang punya potensi memiliki keinginan yang samaNamun selama ini, belum ada negara lain yang mengajukan termasuk JepangJadi baru kita," urainya(res/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NTB Merasa Masih Berpeluang Miliki Saham Newmont


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler