jpnn.com - TARAKAN – Sekitar 2,2 juta WNI yang bepergian ke luar negeri diketahui menyimpan potensi terinfeksi virus-virus berbahaya.
Hal ini diketahui dari kegiatan kesiapsiagaan dan respons pada kejadian gawat darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (KKM-MD) di Bandara Kelas 1 Utama Juwata Tarakan.
BACA JUGA: Naik Motor Dinas, Ditilang, Semprot Polisi
Program itu diadakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas Dua Tarakan bersama pihak terkait, di Royal Crown, Selasa (21/11).
Meski demikian, Kepala KKP Tarakan Wilpren Gultom MM mengatakan virus berbahaya tersebut belum sampai di Kaltara.
BACA JUGA: Buseeeett, Kantor Pemerintah Jadi Tempat Transaksi Narkoba
“Di Kalimantan Utara belum. Misalnya penyakit zika, dan lain-lain,” terang Wilpren.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan simulasi penanganan penumpang pesawat yang tiba di Bandara Juwata Tarakan yang terinfeksi virus berbahaya.
BACA JUGA: Inilah Jumlah Pelajar yang Meninggal Karena Kecelakaan Selama 2016
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI HM Subuh MPPM menjelaskan, hal ini terkait dengan keadaan gawat darurat,yang berkaitan dengan kesehatan dunia.
“Kita bicara secara regional dan global. Kalau di Tarakan ini jelas, nasionalnya iya, regionalnya iya. Karena ini di daerah perbatasan. Maka dikemas dalam satu regulasi yang namanya, international health regulation tahun 2005,” jelasnya.
Menurutnya, setiap negara anggota WHO wajib melakukan upaya cegah tangkal terhadap upaya masuknya penyakit-penyakit baru.
“Kenapa, kita perhatian pada mers corona virus, terlalu banyak orang Indonesia yang berada di Arab Saudi,” katanya. (dae/ddq/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petugas RSUD Ngomong Kasar Kepada Pasien, Mukanya Juga Masam
Redaktur : Tim Redaksi