Tentang Kompol Syarifah Salbiah, Polwan Berhati Mulia

Kamis, 06 September 2018 – 00:06 WIB
Kompol Syarifah Salbiah (berompi) memberikan pertolongan kepada seorang ibu yang jatuh dari motor, akibat bajunya melilit di ban motor, di Jalan Arteri Supadio, Kubu Raya, Agustus 2018. Foto: Polisi for Rakyat Kalbar

jpnn.com - Kompol Syarifah Salbiah, seorang polwan senior berhati mulia. Sebelumnya, dia berkali-kali gagal ketika menempuh ujian masuk polisi.

Andi Ridwansyah, Pontianak

BACA JUGA: Bripda Opi Kartika, si Polwan Cantik yang Serba Bisa

Namun, bukan Salbiah namanya kalau cepat menyerah. Perempuan 54 tahun ini tak patah arang. Terus mencoba.

“Saya bukan sekali gagal, saya tiga kali gagal masuk Bintara Polwan, namun saya tidak putus asa,” ujarnya ditemui Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), Selasa (4/9), sekitar pukul 15.30.

BACA JUGA: Prajurit TNI Bertugas di Daerah Sunyi, Ada Kejadian Aneh

Sosok polisi baginya sesuatu yang unik. Sebab, lebih menekankan pendekatan preventif atau pencegahan.

“Di samping mengutamakan pendekatan humanis, tetapi dalam penegakan hukum tetap tegas, di situlah saya melihat apabila ditekuni dengan betul-betul, tugas polisi itu mulia, karena selalu menyampaikan kepada masyarakat apa yang dibolehkan dan yang dilarang,” paparnya.

BACA JUGA: Raih Emas Asian Games, Sempat Hendak Mundur saat Pelatnas

Hal tersebut lah yang membuatnya terobsesi menjadi polisi. “Sehingga itu yang membuat saya terkesan pada profesi polisi dan memiliki keinginan menjadi polisi dibanding profesi yang lain,” ungkap Salbiah.

Untuk menggapai cita-cita, banyak rintangan yang harus dihadapi Salbiah. Salah satunya penolakan orangtua. Sang Ayah dan Bunda pengin Salbiah menjadi guru. Atau bekerja di bank.

“Terus terang, dahulu orangtua tidak mau saya menjadi seorang polisi, karena orangtua saya bukan polisi, namun om saya adalah seorang polisi,” bebernya.

Dukungan datang dari abangnya. Yang pernah gagal ketika mendaftar Akademi Kepolisian (Akpol).

“Kakak saya berpesan kepada saya, jika dia tidak bisa menjadi ABRI (sekarang TNI, red), adiknya harus bisa menjadi wanita ABRI, itu jugalah yang makin memotivasi,” terang Salbiah.

Setiap harinya, sore hari sepulang sekolah, Salbiah digembleng Sang Abang. Mempersiapkan fisik menghadapi segala tes yang akan dilalui dalam tahapan seleksi Polwan. “Diajak lari sore sama kakak saya,” tukasnya.

Hingga akhirnya, berkat kerja keras dan usaha yang dilakukan ibu satu anak ini kala itu, hati kedua orangtuanya luluh. Yang awalnya tak setuju kemudian justru memberikan restunya untuk Salbiah.

Perjuangan Salbiah memang tidak mudah. Jauh sebelum mencapai cita-citanya, ia selalu memegang prinsip bahwa untuk menjadi seseorang yang besar harus memiliki kemampuan individu yang baik.

“Untuk itu sejak kecil saya juga sudah aktif, menjadi patroli keamanan yang dilatih oleh polisi, saya juga aktif di organisasi Pramuka, karate, silat, voli,” jelasnya.

Nah, sejak tahun 1985, Salbiah aktif menjadi polisi. Dari bawah, kini ia menjabat Kasat Lantas Polresta Pontianak. Dengan pangkat Komisaris Polisi.

Setelah cita-citanya tercapai, kini dia terus berupaya menepis cibiran miring masyarakat atas profesinya itu. “Polisi makin hari semakin terbuka, dan berupaya mendekatkan diri dengan masyarakat, meskipun belum sempurna, namun polisi terus berupaya memberikan yang terbaik,” tegas Salbiah.

Polwan senior yang pernah menjadi Kapolsek Pontianak Timur ini memang dikenal loyal. Dekat dengan masyarakat, maupun jajaran polisi di Polresta Pontianak.

Tak mengenal waktu, ia selalu siap sedia untuk turun melaksanakan tugas pengaturan lalu lintas. Di bawah kepemimpinannya, kerap kali anak buahnya di Satuan Lantas mendapatkan penghargaan.

“Kalau memang dia berprestasi kita berikan reward yang tidak hanya uang pembinaan dan piagam Kapolresta, namun kita siapkan reward yang lain. Itu atas kerja sama saya dengan pihak terkait yang sudah saya rintis sejak menjadi Kasat Lantas, namun apabila mereka melakukan kesalahan maka kita berikan punishment,” ucapnya.

Di Hari Jadi Polwan, Salbiah menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak dan Kubu raya. Maupun rekan-rekan media yang selalu mengekpose kegiatan polisi.

“Kalau seandainya ada yang masih melakukan pelanggaran ayo kita tertib, karena kita harus menunjukkan bahwa kita kota berbudi, apalagi kota Pontianak banyak juga predikat yang disandang, yakni kota layak anak, kota teraman se-Indonesia. Itu bukan mengalir begitu saja namun perlu perjuangan kita semua,” ajaknya.

Ia juga berpesan kepada generasi muda, jika ingin mencapai cita-cita harus mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini. Karena cita-cita perlu usaha dan kerja keras. “Setelahnya kita serahkan kepada Sang Pencipta,” pungkas Salbiah. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabo, Doktor Teknik Kimia UI Termuda Ingin jadi PNS


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler