Tepis Anggapan Stres Berat, Misbakhun Tantang Kader Partai Demokrat

Agar Terbitkan Buku untuk Bantah Keterlibatan SBY dalam Skandal Bank Century

Jumat, 21 Agustus 2015 – 21:12 WIB
Dokumen surat dari Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perihal upaya penyelamatan Bank Century. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Golkar, M Misbakhun menepis tudingan yang menyebutnya asal-asalan dalam menyodorkan data tentang dokumen penyelamatan Bank Century pada tahun 2008 yang ada dalam buku terbarunya berjudul Sejumlah Tanya Melawan Lupa. Inisiator panitia angket kasus Bank Century itu bahkan membantah anggapan yang menyebutnya dalam kondisi stret berat sebagaimana tudingan politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul.

Sebelumnya Ruhut dan koleganya di partai, Herman Khaeron mencibir Misbakhun yang membawa-bawa ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kasus Bank Century lagi. Namun, Misbakhun memastikan tulisan di buku terbarunya tentang Century itu berdasarkan data konkret.

BACA JUGA: Tak Suka sama Buku Misbakhun? Silakan buat Buku Tandingan

“Salah besar kalau Pak Ruhut Sitompul menyebut saya stres berat. Saya menulis buku ini pakai data,” kata Misbakhun di Jakarta, Jumat (21/8).

Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR itu lantas menyodorkan dokumen surat berangka tahun 2008 dan 2009 dari Sri Mulyani selaku menteri keuangan merangkap ketua komite stabilitas sistem keuangan (KSSK) ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertama adalah surat Sri Mulyani bernomor S-01/KSSK.01/2008 bertanggal 25 November 2008 ke SBY perihal penyampaian laporan pencegahan krisis. Dalam surat yang bersifat sangat rahasia dan segera itu Sri dalam kapasitasnya sebagai ketua KSSK melaporkan hal detail tentang kondisi Bank Century.

BACA JUGA: Saya juga Mau sama Cornelia Agatha, Pas, Duren dan Jamu

Yang kedua adalah surat bernomor SR-02/KSSK.01/II/2009 tanggal 4 Februari 2009. Sekali lagi, Sri dalam suratnya yang bersifat rahasia itu melaporkan perkembangan penanganan PT Bank Century Tbk ke SBY.

Sedangkan surat ketiga bernomor SR-37/MK.01/2009 bertanggal 29 Agustus 2009. Lagi-lagi, dalam surat itu SMI juga menuliskan kalimat “Sebagaimana Bapak Presiden Maklum”.

BACA JUGA: Anggota DPR Cantik Ini Nilai RAPBN 2016 Tidak Prorakyat

Karenanya Misbakhun menantang Ruhut dan koleganya separtai Herman Khaeron untuk mementahkan dokumen itu. “Saya tantang untuk dibantah dengan buku juga kalau ada yang salah dari buku saya itu. Ini negeri demokrasi. Justru, semakin banyak buku terkait kasus Century, membuktikan kasus itu memang kasus yang sangat besar,” tandasnya.

Lebih lanjut Misbakhun juga mengingatkan para pihak-pihak yang menentang sikap kerasnya dalam mengungkap kasus Century untuk bersimpati pada keluarga Budi Mulya. Sebab, sampai saat ini baru mantan deputi gubernur Bank Indonesia (BI) itu saja yang diproses hukum.

“Kenapa hanya Budi Mulya yang jadi terpidana? Lalu bagaimana dengan pejabat lain yang ikut serta dalam pengambilan keputusan bailout Century. Kasus Century hanya menjerat satu nama. Apakah ini tidak janggal?” sambungnya.

Misbakhun menambahkan, jika buku terbarunya memang menggangu SBY dan Partai Demokrat, maka sebaiknya mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengonfirmasi ketiga surat Sri Mulyani. “Hadapkan saja Pak SBY dan Sri Mulyani ke hadapan penyidik KPK,” pungkasnya. (ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Alasan Menteri Marwan sebut Transmigran Bukan Masyarakat Pinggiran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler