Terharu...Perjuangan Pulangkan Bayi Malang itu ke Syria

Selasa, 04 April 2017 – 22:40 WIB
Hajar Saleh dan cucunya, Jaafar. Foto: Reuters

jpnn.com, SYRIA - Perang Syria yang berkepanjangan merenggut kebahagiaan Hajar Saleh.

Ibu tiga anak itu kehilangan anak perempuan satu-satunya, Amina, dan sang menantu, Imad Azouz.

BACA JUGA: Polri Belum Berani Pastikan Kematian WNI Pentolan ISIS

Dengan usaha ekstrakeras di negeri orang, Saleh akhirnya bisa berjumpa dengan sang cucu, Jaafar.

---

BACA JUGA: Duarrr.... WNI Komandan ISIS Mati Akibat Bom Bunuh Diri

"SAYA memeluknya erat-erat. Menangis sekaligus menjerit dalam kebahagiaan. Tapi, setelah itu, saya pingsan," kata Saleh tentang reuninya dengan Jaafar.

Putra semata wayang Amina tersebut masih berusia tiga bulan ketika orang tuanya memutuskan meninggalkan Syria.

BACA JUGA: Suriah Tuding Turki Khianati Komitmen Perdamaian

Sebab, pasangan muda Amina-Azouz tinggal di pinggiran Kota Damaskus yang tidak pernah sepi dari desing peluru dan suara ledakan.

Ketika hendak mengungsi, Amina berpamitan kepada Saleh yang juga tinggal di kawasan yang sama.

Yakni, Sayeda Zeinab. Sadar masa depan putrinya yang saat itu berusia 23 tahun masih panjang, perempuan 47 tahun itu memberikan restunya.

Apalagi, mengungsi bukanlah hal baru baginya. Sebagai keturunan pengungsi Palestina, Saleh kenyang berpindah-pindah.

Januari 2016, Amina dan keluarga kecilnya tiba di perbatasan Syria dan Turki. Sesaat sebelum menyeberang, dia berpose bersama Jaafar.

Memakai jilbab warna hitam dan jaket musim dingin yang tebal, Amina tersenyum ke arah kamera.

Di pelukannya, Jaafar yang masih bayi terbungkus baju terusan berwarna kuning.

Saleh yang menerima foto itu lewat telepon genggam tersenyum. Tidak ada firasat apa pun yang muncul.

Beberapa jam setelah mengirimkan foto terbarunya kepada Saleh, Amina dan rombongan para pengungsi yang lain menyeberang ke Turki.

Mereka berjalan kaki bersama-sama menuju negeri orang. Malang, penjaga perbatasan Turki menyangka rombongan pengungsi Syria tersebut adalah kaum Kurdi.

Sebab, mereka muncul dari kawasan yang memang dikuasai separatis Kurdi.

Para penjaga perbatasan Turki memberondong tembakan ke arah para pengungsi Syria itu.

Belasan orang langsung ambruk ke tanah. Amina dan Azouz juga tumbang. Nyawa orang tua Jaafar tersebut melayang.

Para pengungsi yang selamat pun sigap menolong Jaafar.

Para pengungsi yang luput dari maut itu kemudian bisa masuk ke Turki.

Setelah urusan di perbatasan selesai, mereka tiba di Kota Mardin yang tak jauh dari pos para penjaga perbatasan tersebut.

Di kota itulah mereka menitipkan Jaafar. Putra Amina tersebut mereka percayakan kepada seorang hakim.

Sebelum melanjutkan perjalanan, beberapa pengungsi sempat menelepon Saleh dan menceritakan kematian Amina.

Dari keterangan para pengungsi lain dalam rombongan Amina, Saleh mendapatkan kabar tentang Jaafar.

Mereka memberikan nama sang hakim dan alamat rumahnya.

Tanpa pikir panjang, Saleh pun langsung memutuskan pergi ke Turki. Dia bertekad menjemput sang cucu.

Setelah kehilangan Amina, dia tidak akan sanggup jika harus kehilangan Jaafar pula. Maka, bersiaplah dia ke perbatasan.

Saleh tidak mau ambil risiko. Dia pun memutuskan terbang ke Turki dari Syria.

Sebab, dia tidak mau berurusan dengan penjaga perbatasan seperti mendiang putrinya.

Sebelum berangkat, dia juga meminta bantuan UNICEF dan UNHCR untuk melacak keberadaan Jaafar.

Saat harus ketinggalan pesawat lanjutan di Istanbul karena tersesat dan menempuh 16 jam perjalanan darat menuju Mardin, dia tak keberatan.

Begitu melihat bayi laki-laki dengan tanda lahir di dahi, hati Saleh berdegup kencang.

Dia langsung mengenali cucunya. Luapan kegembiraan tersebut membuat Saleh pingsan pada hari pertama pertemuannya dengan Jaafar.

Namun, perjuangan Saleh belum berakhir. Dia harus berurusan dengan dokumen resmi untuk membawa Jaafar pulang.

Bahkan, dia juga harus menjalani tes DNA. Saleh pun tertahan sekitar tiga bulan di sana.

Pada Desember lalu, hasil tes DNA keluar dan dia bisa pulang ke Sayeda Zeinab bersama cucunya. (Reuters/hep/c22/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkeu Akui Terduga Pendukung ISIS Eks Pegawainya


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler