jpnn.com - jpnn.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan senilai Rp 3 miliar bagi 1.000 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir bandang Manado 2014 silam. Bantuan itu untuk membeli peralatan rumah tangga bagi korban bencana yang terjadi pada 15 Januari 2014 itu.
Sebagaimana siaran pers Kementerian Sosial (Kemensos), penerima bantuan itu adalah warga korban banjir yang sebelumnya direlokasi ke Desa Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Para penerima bantuan berasal dari tujuh kelurahan di Kecamatan Paaldua, tiga kelurahan di Kecamatan Sario, empat kelurahan di Kecamatan Tikala dan enam kelurahan di Kecamatan Wanea.
BACA JUGA: Kemensos Sediakan Rumah untuk Komunitas Adat Terpencil
Menurut Khofifah, setiap KK menerima bantuan Rp 3 juta untuk stimulan pembelian kebutuhan peralatan rumah tangga. Kemensos juga memberikan bantuan paket sembako untuk 1000 KK dengan total nilai bantuan Rp 150 juta.
Selain itu, Khofifah juga menyerahkan bantuan santunan ahli waris kepada empat korban meninggal masing-masing sebesar Rp 15 juta sehingga totalnya Rp 60 juta. "Sejak 2014 hingga saat ini bantuan yang dikucurkan oleh Kemensos telah mencapai Rp 6,34 miliar," ujarnya di Manado, Sabtu (4/2).
BACA JUGA: Hamdalah, Bu Mensos Jamin Kualitas Rastra Semakin Bagus
Karenanya Khofifah berharap agar korban banjir bisa memulai hidup di lokasi baru dengan lebih bersemangat dan optimistis. Yang tak kalah penting, korban banjir juga segera melupakan peristiwa kelam yang mereka alami.
"Suasana di tempat ini bagus, udaranya juga sejuk. Semoga bapak ibu betah dan kerasan tinggal di sini," tuturnya.
BACA JUGA: Banjir Bandang âMakanâ Korban, Operasi SAR Dilanjutkan
Untuk diketahui, banjir bandang melanda Kota Manado 15 Januari 2014 silam. Peristiwa itu mengakibatkan sarana dan prasarana di Kota Manado rusak parah.
Selain itu, bajir bandang juga mengakibatkan 18 orang meninggal dunia, dua orang hilang, 101 rumah hanyut, dan 86.355 jiwa atau 25.103 kepala keluarga mengungsi.
Salah satu penerima bantuan, Jengli Susi Wewengka (42) mengaku bahagia dan bersyukur atas bantuan pemerintah melalui Kemensoa. Dia menganggap bantuan itu sebagai bentuk kepedulian.
"Terima kasih sekali. Bantuan ini menandakan pemerintah sangat peduli dengan kita orang," tuturnya.
Jengli menuturkan, mulanya dia beserta suami dan tiga anaknya tinggal di pengungsian selama tiga bulan. Harta mereka ludes lantaran tersapu banjir bandang tiga tahun silam.
"Saya cuma bisa menyelamatkan ijazah anak-anak sama sertifikat rumah. Pakaian yang tersisa cuma yang dipakai dibadan," kenang istri tukang jahit bernama Muslimin Sanusi (50) itu.
Penerima bantuan lannya, Rita Dandape juga merasa bersyukur atas bantuan isi hunian tetap yang diberikan Mensos Khofifah. Perempuan 65 tahun itu mengaku ingin segera melupakan tragedi banjir bandang.
"Semoga saya dan keluarga betah tinggal disini. Saya tidak mau kembali lagi ke tempat dulu, takut kebanjiran lagi," katanya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Banjir Bisa Dapat Layanan Gratis di Sini
Redaktur : Tim Redaksi