jpnn.com - MEDAN - Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Hasban Ritonga mengapresiasi serta menyambut gembira atas penyusunan dan penerbitan terjemahan Alquran berbahasa Batak Angkola oleh Badan Litbang Kementerian Agama RI.
Rencananya, peluncuran buku terjemahan Alquran Bahasa Batak Angkola akan dilaksanakan Menteri Agama RI pada 19 Desember mendatang.
BACA JUGA: Komitmen Indonesia Dalam Kebijakan Perubahan Iklim
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, kami sangat berterimakasih dan menyambut gembira penerbitan terjemahan Alquran berbahasa Batak Angkola ini. Kami yakin buku ini akan sangat bermanfaat,” kata Hasban saat menerima kunjungan Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia Dr H Choirul Fuad Yusuf MSi dan tim penyusun di Kantor Gubsu, Senin (5/12).
Hadir mendampingi Sekda Assisten Administrasi Umum dan Asset Jumsadi Damanik, Assisten Kesra OK Zulkarnain, Kepala Dinas Kominfo HM Fitriyus dan Kabag Agama Biro Binsos Muhammad.
BACA JUGA: Kursi Ketua SOKSI Juga Digoyang, Jabatan Akom Dipereteli?
Menurut Hasban, terjemahan Alquran berbahasa Batak Angkola sangat berharga bagi khazanah pustaka di tanah air khususnya Sumatera Utara.
“Ini merupakan karya yang sangat berharga terutama dalam upaya melestarikan Bahasa Batak Angkola,” kata Hasban.
BACA JUGA: Anggota DPR RI Minta Polisi Usut Aksi Kita Indonesia
Selain itu, terjemahan Alquran dalam Bahasa Batak Angkola menurutnya sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum faham Bahasa Indonesia untuk bisa lebih memahami makna kandungan kitab suci ummat Islam itu.
“Kita yakin penerbitan ini sangat bermanfaat dan kami sangat berterimakasih kepda Badan Litbang Kemenag RI,” ujar Hasban.
Dalam kesempatan itu, Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia Dr H Choirul Fuad Yusuf menjelaskan, kunjungan ke Sumut dalam rangka menyampaikan informasi tentang peluncuran Produk Litbang Kemenag RI, terkait dengan terjemahan Alquran bahasa daerah yakni Bahasa Batak Angkola dan dua terjemahan Alquran lain.
Yaitu terjemahan Alquran dengan Bahasa Bolaang Mangondow Sulawesi Utara dan Bahasa Toraja juga turut diluncurkan.
Selain itu pihaknya juga akan meluncurkan Ensiklopedi pemuka agama multikultural nusantara.
“Tujuannya penerjemahan Alquran berbahasa daerah yang pertama untuk melakukan konservasi bahasa daerah dimana berdasarkan beberapa indikator saat ini muncul fenomena kepunahan bahasa daerah yang sedang terjadi. Inilah satu upaya untuk melestarikan bahasa daerah,” kata Choirul.
Berdasarkan salah satu penelitian LIPI, dari 600 bahasa daerah di Indonesia, saat ini hanya tinggal separuh saja yang bisa dipakai.
Tujuan kedua, lanjutnya, adalah untuk memperkuat pemahaman Alquran bagi masyarakat yang belum bisa berbahasa Indonesia. Tujuannya agar bisa meningkatkan pemahaman dan pengamalan Alquran.
“Dengan adanya terjemahan Alquran berbahasa daerah tentunya diharapkan dapat membantu dan meningkatkan pemahaman AlQuran bagi masyarakat berbahasa Angkola yang belum bisa berbahasa Indonesia. Dengan demikian, pemahaman masyarakat terhadap Alquran bisa lebih baik terutama dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
Kenapa bahasa angkola yang dipilih, menurut dia itu berasal dari kesepakatan hasil diskusi Tim Penerjemahan Litbang.
“Kita tahu, bahwa Bahasa Batak itu ada beragam. Namun bahasa Angkola bahasa Lingua Franca yang merupakan bahasa yang bisa dipakai dan difahami oleh sub Bahasa Batak lainnya,” jelasnya.(bal/adz/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Khawatir Sidang Ahok Dikepung Massa
Redaktur : Tim Redaksi