JAKARTA --Terkait banyaknya kepada daerah yang menjadi tersangka korupsi, Mendagri Gamawan Fausi menduga, hal ini terkait dengan ketidakcermatan saat memproses anggaran proyekSelain karena ada yang memang ingin mengembalikan ongkos saat nyalon di pemilukada, yang tak bisa dimungkiri sangat mahal
BACA JUGA: Sepi, Rumah Teman Syamsul yang Disita KPK
Gamawan menjelaskan, seorang kepala daerah biasanya pada tahun pertama baru berpikir tentang penggantian pejabat-pejabat
Pada tahun ketiga, lanjut Gamawan, kepala daerah baru sadar, dirinya sudah masuk tahun ketiga menjabat
BACA JUGA: Pemerintah Bidik Dokter Asing Bodong
Nah, pada tahun ketiga ini, seorang kepala daerah ingin cepat melakukan pembangunan, agar bisa dirasakan masyarakat"Karena ingin cepat berhasil, lupa kecermatan," ujar mantan bupati Solok itu
BACA JUGA: Tak Mau Gegabah Proses Izin Pemeriksaan
Bisa saja, katanya, dari sekian banyaknya proyek, ada satu yang salah, dan berakhir ke proses hukumDia mengatakan hal tersebut terkait terus bertambahnya kepala daerah, terutama gubernur, yang menjadi tersangka kasus korupsiSetelah Gubernur Kaltim Awang Farouk, menyusul Gubernur Kalsel Rudy Arifin yang ditetapkan sebagai tersangka oleh kejaksaan agungNama itu belum termasuk yang ditangani KPK, seperti gubernur SumutSebelumnya yang sudah divonis mantan gubernur Kepri Ismeth Abdullah, mantan gubernur Sulsel Syahrial Oesman, mantan gubernur Jabar Dany Setiawan, dan sejumlah bupati/walikota dan wabup/wawako(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lolos Dari Batam, Mobil Bodong Diburu ke Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi