Terminal Angkot Makin Terpuruk, Penumpang Ogah Datang

Rabu, 30 November 2016 – 10:35 WIB
Terminal angkot di Surabaya.Foto: dok JPG

jpnn.com - SURABAYA - Dinas perhubungan (dishub) diminta segera membenahi terminal di tingkat kecamatan di Surabaya.

Sebab, banyak terminal tipe C tersebut yang tidak berfungsi maksimal dan membutuhkan perawatan.

BACA JUGA: UWTO Permukiman Diusulkan Menggunakan Tarif Lama

Misalnya, Terminal Kedung Cowek yang sepi. Angkutan kota (angkot) alias lin enggan masuk ke terminal tersebut.

Karena jarang dimanfaatkan, bangunan seluas sekitar 4 ribu meter persegi itu terkesan mangkrak.

BACA JUGA: Astaga! Nenek 91 Tahun Tercebur di Sumur

Memang, ada terminal yang masih beroperasi. Namun, jumlah penumpang yang bersedia masuk ke terminal itu tetap sedikit.

Misalnya, Terminal Keputih di wilayah Surabaya Timur. Relatif banyak lin yang masuk terminal tersebut.

BACA JUGA: Panas! Bupati Sebut DPRD Mimika Tidak Ada Lagi, Kosongkan Kantor

Tetapi, jarang ada penumpang. Pengemudi sering gigit jari dan memilih hanya transit sejenak tanpa berniat mengambil penumpang.

Kondisi itu sering menjadi keluhan pengemudi lin Surabaya. Pemerintah sering menuntut pengemudi tetap beroperasi.

Namun, tidak ada kebijakan untuk menghidupkan terminal tersebut.

''Kami butuh uluran tangan pemerintah agar terminal diminati masyarakat,'' ujar Guntur Winarko, pengemudi lin di Terminal Keputih.

Sebagaimana diketahui, Surabaya memiliki 12 terminal. Di antara jumlah tersebut, dua terminal masuk tipe A.

Yaitu, Purabaya dan Tambak Osowilangon. Kemudian, ada satu terminal tipe B, yakni Joyoboyo. Selebihnya merupakan terminal tipe C yang menyebar di beberapa kecamatan.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyudrajad mengakui, potensi terminal di Surabaya memang menurun.

Masyarakat mulai cerdas dalam memilih transportasi. Mereka mempertimbangkan aspek waktu dan biaya.

''Wajar jika masyarakat enggan masuk terminal dan berganti armada,'' katanya.

Menurut rencana program jangka menengah, terminal yang tidak berpotensi akan dialihfungsikan. Ada yang dijadikan tempat parkir, park and ride, atau terminal transit angkutan barang.

Irvan menjelaskan, terminal transit angkutan barang dianggap paling berpotensi dikembangkan. Saat ini banyak truk besar yang masuk ke wilayah kota.

Misalnya, truk ekspedisi, angkutan minimarket, dan angkutan kebutuhan bahan pokok. Kendaraan itu mengakibatkan jalan raya tidak awet.

Ke depan, ada pembatasan kendaraan besar yang masuk ke kota. Mereka diminta berhenti di terminal dan mengalihkan barang ke kendaraan yang lebih kecil. Setelah itu, distribusi bisa dimulai.

Irvan memastikan sistem transportasi di Surabaya tidak menggunakan terminal lagi. Sistem yang diterapkan dikenal dengan transit development oriented.

Yaitu, layanan angkutan masal yang melewati objek vital. Masyarakat tinggal memilih angkutan yang sesuai dengan daerah tujuan.

Selain itu, proyek trem bakal direalisasikan. Proyek itu makin menggeser fungsi terminal di Surabaya. Terutama terminal tipe C yang wilayah operasinya terbatas. (riq/c14/oni/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Masih Dilarang Bawa Pendemo 212 ke Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler