BACA JUGA: Peradi Ancam Laporkan Balik KAI
Sebaliknya, pemerintah bersikeras dengan dalil keekonomian, bahwa beralih dari minyak tanah ke gas akan lebih berhematPemerintah terkesan terburu-buru
BACA JUGA: Dewan Minta Beber Rekening Calon Kapolri
Entah, apa yang membuat pemerintah tidak sabarBACA JUGA: Konferensi ATBC 2010 Dimulai Hari Ini
Artinya, seharrusnya pemerintah tidak terpaku pada aspek keekonomian semata yang harus diperhitungkanTetapi, juga harus memperhitungkan aspek sosial maupun budaya penggunaan kompor gasKarena mereka tentu akan membutuhkan waktu yang cukup, untuk menyesuaikan kebiasaan barunya.Kini, kekhawatiran yang pernah mengemuka pada saat konversi dipaksakan terbuktiKecelakaan ledakan gas terjadi di mana-manaPuluhan orang tewas, dengan kerugian materi yang mencapai ratusan juta rupiahKini, gas elpiji - terutama tabung 3 kilogram - bagai teror menakutkan bagia sebagian warga, terutama kalangan bawah.
Setelah program konversi mitan ke gas bergulir, ternyata masih banyak masyarakat yang belum bisa menggunakan kompor gasMereka bahkan takut untuk mencoba karena banyak berita yang mempublikasikan korban meninggal akibat kesalahan pemasangan selang tabung ke komporTerutama bagi warga masyarakat di daerah.
Seperti yang diungkap Rundah, warga Desa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara yang sampai saat ini belum berani menggunakan kompor gas hasil konversi yang diterimanyaUntuk kegiatan memasak dia masih menggunakan kayu bakar”Belum ada perangkat desa atau kelurahan yang kemari untuk memberitahukan cara pemakaiannyaKarena saya bingung dan takut, akibatnya masih tergeletak begitu saja,” ujarnya.
Menurut Rundah, jika ia belum yakin dapat memakainya, lebih baik tidak usah mengambil resiko”Banyak berita di tv yang saya lihat akibat ketidaktahuan penggunaan kompor gas pemakainya meninggal karena terjadi ledakan yang membakar seluruh rumahnya, jadi kami sekeluarga masih takut,” tambahnya.
Senada denga Rundah, Dul warga Kelurahan Parakancanggah, Kecamatan Banjarnegara yang termasuk tinggal di wilayah kota juga belum tahu cara menggunakan kompor gas”Jangankan dipakai, dipasang saja belumSaya mendengar akan ada pihak kelurahan yang mau datang ke rumah-rumah memberitahu cara pemakaiannya, tapi sampai saat ini belum ada warga yang didatangi,” katanya.
Marwoto Lurah Parakancanggah mengaku pihaknya belum memberikan sosialisasi penggunaan dan pemasangan gas elpiji ke kompor gasHanya melalui selebaran atau gambar yang sudah dibagikan”Memang masih banyak warga yang tidak tahu memakai kompor gas, karena itu mereka masih memasak memakai tungku,” jelasnya
Diakui atau tidak, ledakan gas elpiji kini menjadi teror baru rumah tanggaBanyak warga yang tidak nyaman karena harus beralih ke gas dalam pemenuhan rumah tangganyaTidak mengherankan jika kini, banyak warga yang kembali ke pola lama dengan menggunakan kayu bakar untuk memasakIni gara-gara mereka trauma, ledakan gas elpiji tidak saja membinasakan nyawa, tetapi juga membinasakan semua harta seisi rumah merekaSaatnya pemerintah bertindak, sekaligus bertanggung jawab atas semua yang terjadi.(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Puasa, PMI Minta Aktifkan UTD
Redaktur : Tim Redaksi