"Teroris Atau Perampok, Ya?"

Warga Senang Kampungnya Masuk TV

Selasa, 05 Oktober 2010 – 07:18 WIB

DOLOK MASIHUL -- Ada yang beda selama sepekan terakhir di desa-desa Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Bintang Bayu, Serdang Bedagai (Sergai)Meski warga sejumlah desa tersebut terganggu aktivitasnya, terutama di malam hari, namun ada kebanggaan tersendiri, terkait perburuan terduga teroris di kawasan itu.

Seorang warga Dolok Masihul, Syahputra, beberapa hari terakhir menelepon wartawan Sumut Pos (grup JPNN) yang juga kebetulan dari daerah itu

BACA JUGA: Rekonstruksi Pelatihan Teroris di Gunung Sibayak

Dia mengatakan, kampungnya saat ini jadi terkenal
Warga bisa gratis bisa masuk TV karena disorot wartawan saat menyaksikan perburuan yang dilakukan aparat keamanan

BACA JUGA: Yakin Tinggal Tersisa Satu

”Hebat, kampung kita masuk TV
Selama ini kalau ada berita teroris, selalu di Medan, di Aceh dan di Jawa

BACA JUGA: Perburuan Siang Malam

Tapi kali ini di kampung kita,” ujarnya dalam bahasa Jawa.

Syahputra pun menceritakan bagaimana dia mengikuti perkembangan perburuan teroris dari waktu ke waktu, meski untuk itu dia sementara harus meninggalkan pekerjaanya sebagai petani”Tadi ada lima wartawan yang mewawancari sayaTapi gak tahu dari koran manaKalau ada wartawan TV yang menyorot, aku lewat-lewat aja, biar masuk TVNanti kalau pulang kampung kau bawa korannyaGak ada koran di sini, kalau beli ke Galang jauh kali,” ujarnya bersemangat.

Syahputra dan warga Dolok Masihul lainnya mengaku membantu polisi mengejar terduga terorisDia pun bersemangat menceritakan bagaimana perburuan terduga teroris di Dusun Sarangpuah, Desa Dolok Sagala

Warga lainnya yang merupakan teman wartawan Sumut Pos saat duduk di bangku SD, Rahmat pun menceritakan yang sama”Selama ini kalau melihat berita teroris selalu di TV, tapi sekarang kita melihat langsungHari Sabtu kemarin, polisi beberapa jam berjaga di jembatan Sei Belutu di Pondok Ulu,” tambahnya.

Meski ’bangga’ masuk koran dan TV, namun sebenarnya warga sangat cemasMereka takut bakal jadi korban salah tembakMakanya mereka tak berani ke ladang atau ke kebun sendirian”Kalau malam kita dilarang keluar rumahJam 10 semua harus di dalam rumah, kalau keluar harus izin kepala desaSeramlah,” cerita Ponirin, warga Dolok Masihul yang juga menelepon wartawanSumut Pos ini.

Sementara itu warga Desa Dolok Sagala, Rusdiono punya cerita lainDia bilang, warga menduga kelompok bersenjata itu buka terduga terorisMereka curiga itu adalah kawanan perampok yang selama ini meresahkan warga sejumlah desa di Dolok Masihul dan  sejumlah desa di Kecamatan Bintang Bayu yang berbatasan dengan Dolok Masihul.

Menurutnya selama ini setiap minggu ada saja warga yang kena rampok, mulai sepeda motor, ternak hingga barang berharga lainnya”Makanya begitu polisi mengejar mereka, warga kita yang biasa berburu babi, juga yang dari kampung-kampung lain, juga ikut membantu polisi,” katanya.

Soal kawanan bersenjata yang sebagian itu terduga teroris atau perampok memang membingungkan sebagian warga yang mengetahui bagaimana kelompok perampok yang selama ini meresahkan warga”Teroris atau perampok" Di TV dibilang teroris, tapi sejumlah warga kita ada yang kenal dengan yang menyerah hari Sabtu kemarinDia itu infonya masih anak buah JKR (sudah tewas ditembak polisi tahun 2003, Red)Jadi yang betul teroris atau perampok, ya?”, ujarnya malah bertanya(her)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Berkas Honorer Diduga Rekayasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler