jpnn.com, PACITAN - Seorang bocah 13, tahun tinggal di rumah kos sederhana di Kelurahan Ploso Pacitan, Jatim nekat meninggalkan bangku sekolah.
Bocah bernama Riski Febiran Ade Putra itu memilih melakoni pekerjaan sebagai pedagang korban.
BACA JUGA: Dana BOP Rp 500 Miliar Belum Cair, Anak Miskin Terancam
Riski tinggal bersama ibunya, Ayu, di sebuah kos sederhana. Sebelum berangkat berjualan koran, dia selalu menyempatkan diri untuk menyalurkan hobinya yaitu menggambar.
Beberapa bulan terakhir, bocah kelahiran 2006 ini, bekerja sebagai pedagang koran keliling. Cara ini terpaksa dilakoni, demi membantu sang ibu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
BACA JUGA: 500 Ribu Anak Penerima Dana PIP tak Bisa Lanjut Sekolah
Usai mengambil jatah koran harian, Riski, berjalan menyusuri jalanan Pacitan untuk menjajakan korannya.
Meski terik panas menyengat, langkah bocah kecil tersebut tak pernah berhenti. Uang hasil jualan koran tak menentu.
BACA JUGA: Tekan Angka Putus Sekolah, Ini Saran Mendikbud
Meskipun berjualan koran sejak pukul 07.00 Wib pagi hingga pukul 11.00 Wib siang, dia hanya mampu menjual 10 eksemplar koran. Untuk 1 koran, Riski mendapatkan untuk Rp 2 ribu.
"Selain membantu ibu, hasilnya juga saya tabung agar bisa melanjutkan sekolah," kata Riski.
Sementara itu sang ibu, hanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Dia sebenarnya tak rela, anaknya nekat berjualan koran. Namun, hal itu terpaksa dilakukan, agar mereka bisa menyambung hidup.
Ayah kandung Riski sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serli Terpaksa Putus Sekolah demi Merawat Ibu dan Adik
Redaktur & Reporter : Natalia