jpnn.com, PALEMBANG - Sedikitnya 80 ekor sapi bali di peternakan penggemukan sapi Sukawinatan mati mendadak.
Kematian hewan ternak itu diduga karena terjangkit virus Jembrana.
BACA JUGA: Operasi Pasar Murah, 4 Ton Beras Ludes dalam Dua Jam
Wakil Walikota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda, langsung meninjau lokasi penggemukan sapi Slamet di Kelurahan Sukawinatan, Kecamatan Sukarami.
Di sana, masih ada 3 sapi bali yang diisolasi karena terindikasi virus Jembrana.
BACA JUGA: 2018, Beli Gas Elpiji 3 Kg Harus Pakai Kartu PKH
Peternak sengaja memisahkan kandangnya dari sapi-sapi lain supaya virus tersebut tidak menyebar.
Tapi Wawako langsung meminta peternak, bagi sapi yang sudah terindikasi sebaiknya cepat-cepat disembelih. Setelah itu langsung dikuburkan.
BACA JUGA: Tol Palindra Mulai Wajib Pakai e-Toll
Meskipun daging sapi masih aman, tapi peternak diminta jangan mengambil resiko.
"Pokoknya saya tidak mau, sapi yang sudah sakit tetap dijual. Kasihan nanti warga yang mengonsumsi terutama anak-anak, karena bisa memicu penyakit," ujarnya.
Wawako pun meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan segera menangani seluruh peternakan-peternakan di wilayah Palembang.
"Jangan menunggu virus menyebar, berikan vaksin kepada semua sapi yang ada. Tak hanya sapi bali yang terindikasi virus Jembrana, juga sapi lokal untuk antisipasi," imbuhnya.
Karena tidak ada yang bisa memastikan apakah sapi lain terjangkit atau tidak. "Penularan virus Jembrana ini cepat, bisa lewat lalat dan nyamuk," ungkapnya.
Dia pun meminta peternak di Palembang menyetop pembelian sapi dari Lampung, jika tidak ada keterangan kesehatan hewan. "Dokumen dan berkas keamanan hewan tidak lengkap dilarang masuk," tegasnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Novayanti menjelaskan per 21 November 2017 ada 80 sapi mati akibat virus jembrana.
"Itu memang masih sedikit dibanding jumlah populasi sapi di dua Kecamatan Sako dan Sukawinatan yang berjumlah dua ribu sapi, tapi tetap semua harus diantisipasi," sebutnya.
Karena itu, sebagai usaha pengendalian pihaknya telah melakukan penyuntikan vaksin.
"Awalnya kita fokus memberikan vaksin kepada 150 sapi bali. Tapi wawako meminta vaksin diberikan kepada semua sapi," ujarnya. Karena itu pihaknya meminta lagi ke Provinsi agar disiapkan 1.500 vaksin.
Setelah pemberian vaksin ini, satu bulan ke depan pihaknya melanjutkan dengan pemberian vaksin booster.
"Lanjut lagi satu tahun mendatang, bisa sampai tiga tahun berturut-turut pemberian vaksin ini," cetusnya. Selain itu, pihaknya sudah meminta BP Vet Lampung untuk membantu pengecekan sampel dan kesehatan sapi.
"Saat ini kita masih menunggu hasil pengecekkan tersebut,” jelasnya.
Slamet Madura, pemilik peternakan sapi mengaku sesui arahan Wawako, pihaknya akan memotong sapi yang sudah terindikasi virus Jembrana.
"Ini untuk keamanan semua, termasuk sapi yang masih sehat," bebernya. Sampai saat ini ada 13 sapi-nya yang mati, 3 diisolasi dan segera disembelih.(qiw/irw/fad)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penembak Mahasiswi Itu Masih Misterius
Redaktur & Reporter : Budi