Tidak Bagi Remisi, Lapas Dibakar Napi

Bersenjata Elpiji, Narapidana Kuasai Lapas Labuhan Ruku

Senin, 19 Agustus 2013 – 05:30 WIB

jpnn.com - MEDAN - Belum lagi selesai permasalahan kerusuhan dan pembakaran di Lapas Kelas I-A Tanjung Gusta, Medan, peristiwa yang sama terjadi di Lapas Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Minggu (18/8). Seperti di Tanjung Gusta, aksi pembakaran itu diikuti aksi melarikan diri 30 narapidana (napi).

Kasubdit Komunikasi Ditjenpas Akbar Hadi Prabowo mengungkapkan, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 17.00 WIB. Ketika itu warga binaan Lapas Labuhan Ruku spontan menerobos pos pengamanan dan menyerang petugas. Pada saat yang sama, sejumlah napi lain mulai membakar ruang kepala lapas dan registrasi. Beberapa napi juga melarikan diri dengan melompat pagar tembok lapas.

BACA JUGA: Kades Dipaksa Mundur

Akbar mengatakan, jumlah penghuni di Lapas Labuhan Ruku 867 orang, sedangkan kapasitas lapas hanya 300 orang. Sesaat setelah kejadian, pihak lapas langsung melakukan koordinasi pengamanan dengan kepolisian, TNI, dan petugas pemadam kebakaran. Jarak lapas dan mapolres yang cukup jauh membuat bantuan polisi baru datang sekitar 45 menit kemudian.

Akbar belum bisa memastikan apakah kejadian itu terkait dengan pengetatan remisi 17 Agustus kemarin yang tidak ada satu pun untuk napi extraordinary crime. Seperti diketahui, pada 17 Agustus kemarin tak ada satu pun napi kasus korupsi, narkoba, dan terorisme yang mendapatkan remisi. Mereka yang tidak mendapatkan remisi adalah napi tiga kasus tersebut yang vonisnya di atas 12 November 2012 atau setelah pemberlakuan PP 99/2012.

BACA JUGA: 2014, Tunjangan Daerah Naik

Sementara itu, Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengatakan, hingga kini penyebab kerusuhan masih didalami. Dia tidak menyangkal bahwa kejadian tersebut timbul karena adanya gesekan terkait dengan remisi dan penambahan napi baru sekitar 26 orang dari lapas lain.

"Yang pasti, lapas itu memang overkapasitas. Tingkat overnya hingga 300 persen. Selain itu, ditambah kondisinya sensitif karena adanya pemberian remisi yang berdekatan, yakni Lebaran dan HUT RI. Kan tidak semua napi menerima remisi," paparnya. Gesekan juga diduga timbul karena adanya penambahan sekitar 26 napi dari lapas lain.

BACA JUGA: Balap Motor, Seorang Tewas

Menurut Denny, langkah antisipasi sebenarnya sudah dilakukan pihak lapas. Terbukti, saat kejadian, telah ada personel dari kepolisian setempat. "Jauh hari memang ada surat edaran agar lapas-lapas yang overkapasitas dan rentan terjadi gesekan meminta bantuan pengamanan," terang pria asal Kalimantan Selatan tersebut.

Selain itu, Kemenkum ham sedang berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai rehabilitasi bagi pemakai dan korban narkoba. Menurut Denny, hampir di semua lapas di Indonesia, napi terbanyak merupakan napi kasus narkoba.

Dari Medan, Sumut Pos (JPNN Group) melaporkan, di antara 30 napi yang melarikan diri, Polres Batubara berhasil menangkap empat orang, sekarang diamankan di mapolsek setempat. "Ada 30 orang yang melarikan diri, tapi empat orang sudah kami amankan kembali," ungkap Kapolres Batubara AKBP J.P. Sinaga saat dikonfirmasi Sumut Pos tadi malam.

Kasi Registrasi Lapas Kelas II-A Labuhan Ruku P. Siregar menjelaskan, para napi itu kabur dengan memanjat pos penjagaan di sisi sebelah kanan dan kiri lapas. "Karena temboknya hanya setinggi 3,5 meter. Saya belum tahu persis kondisi di dalam. Karena saya juga masih di jalan menuju lapas," terangnya.

Siregar juga mengungkapkan, ruangan perkantoran menjadi sasaran perusakan dan tak luput dari pembakaran yang dilakukan napi perusuh. "Biasanya kalau ada rusuh di sini nggak sampai membakar-bakar," ucapnya.

Penyebab terjadinya kerusuhan hingga pembakaran di lapas tersebut adalah adanya penambahan 26 napi dari Lapas Lubuk Pakam yang direlokasi ke lapas tersebut. "Ada 26 orang yang dipindahkan dari Lapas Lubuk Pakam. Karena itu, ada yang melakukan aksi di dalam," ujar Sinaga.

Kemudian, seluruh napi yang direlokasi menuntut mendapatkan remisi umum dari hari kemerdekaan, namun tidak mendapatkan itu. "Karena tidak mendapatkan remisi, jadinya terpancing melakukan kerusuhan," jelasnya.

Selain munculnya provokasi, kondisi lapas juga overkapasitas. "Kapasitas lapas itu sebenarnya hanya 300 orang, tetapi dipaksakan sampai 800 orang. Dan pemicu utamanya itu karena ada provokasi dari 26 napi yang baru dikirim dari Lapas Lubuk Pakam," katanya. (gus/gun/dim/c9/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Napi Berhasil Melarikan Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler