jpnn.com, STOCKHOLM - Nobel Fisika tahun ini terasa lebih istimewa. Bukan hanya karena temuannya yang luar biasa, tetapi juga karena para pemenangnya.
Tahun ini ada tiga peneliti dari tiga negara yang berbagi penghargaan bergengsi tersebut. Yakni, Donna Strickland dari Kanada, Gerard Mourou dari Prancis, dan Arthur Ashkin dari Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Nobel Kedokteran untuk Dua Penemu Rem Kekebalan Tubuh
Ashkin menjadi nobelis berkat pinset optik temuannya. Adapun Strickland dan Mourou menang setelah meneliti laser berintensitas tinggi.
Temuan mereka pada pertengahan 1980-an itu adalah terobosan bagi teknologi laser. Kini teknologi tersebut dipakai dalam berbagai hal. Mulai operasi mata sampai pembuatan mesin mikro.
BACA JUGA: Agen Youthquake Perjuangkan Cita-Cita Dunia Bebas Nuklir
Strickland adalah perempuan pertama dalam 55 tahun terakhir yang meraih Nobel Fisika. "Tentu saja harus ada fisikawan perempuan yang dapat penghargaan," ujar Strickland seperti dilansir Reuters.
Menurut dia, Royal Swedish Academy of Sciences belum menghargai fisikawan perempuan dengan layak. Ada begitu banyak ilmuwan perempuan yang berprestasi tapi belum diakui.
BACA JUGA: Ekonom AS Raih Nobel, Ini Penemuan Pentingnya
Penghargaan bergengsi di bidang fisika itu memang didominasi kaum adam. Selain Strickland, hanya ada dua perempuan lain yang menerima Nobel Fisika. Yakni, Marie Curie pada 1903 dan Maria Goeppert-Mayer pada 1963.
Sebagai nobelis, Strickland berhak atas hadiah sebesar 9 juta krona (sekitar Rp 15 miliar). Namun, dia akan berbagi dengan dua fisikawan lain.
Ashkin yang menjadi nobelis tertua akan menerima separo hadiah itu. Sedangkan separo lainnya dibagi dua untuk Strickland dan Mourou.
Kemenangan Strickland menjadi ironi tersendiri. Beberapa hari sebelumnya Alessandro Strumia, ilmuwan Italia, didepak pusat penelitian fisika Eropa CERN karena mengklaim fisika sebagai ilmu kaum pria. (sha/c11/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nobel Sastra Kembali ke Penulis, Elitis pun Bersorak
Redaktur & Reporter : Adil