JAKARTA - Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Kemenkokesra dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi hujan buatan.
"Dampak asap telah mengganggu aktivitas penduduk80 persen kebakaran hutan dan lahan berasal di luar kawasan hutan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik yang diterima JPNN, Kamis (8/9).
Dikatakanya, meskipun jumlah hotspots tahun 2011 lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu tetapi dampaknya telah mengganggu aktivitas masyarakat
BACA JUGA: Buruh Datangi Muhaimin di Ruang Rapat DPR
"Dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan tersebut, dilakukan dua strategi yaitu di darat dan di udara," ujarnya.Untuk di darat, kata Sutopo, diantaranya dilakukan melalui penyemprotan, pembuatan parit penghalang api, pengaturan muka air untuk membasahi gambut, sosialisasi dan pengendalian pembakaran
BACA JUGA: Versi Komite Etik, Nazar Batal Beri Uang ke Chandra Hamzah
Kombinasi dua strategi ini dilakukan secara berkelanjutan," jelasnya.Awalnya, operasi hujan buatan digelar di tiga tempat yaitu, Sumatera Selatan, 10 September, Riau 12 September dan Kalimantan Tengah 15 September 2011
Pesawat CASA 212-200 kata Sutopo, didesaian khusus oleh Perseroan Terbatas Dirgantara Indonesia (PTDI) dan telah teruji puluhan tahun dalam operasi hujan buatan, baik untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan maupun banjir dan kekeringan.
Namun dengan pertimbangan perlunya aktivitas yang masif dalam operasi pelaksaan mengingat bentang daerah terdampak luas, maka strategi dirubah
BACA JUGA: Disangka Terima Suap dari Walikota, Dua Auditor BPK Ditahan KPK
Dua pesawat akan dilakukan di Sumsel dan satu pesawat di Riau serta pelaksanaan dilakukan serentak mulai 12 September 2011.Sementara, untuk daerah lain yang juga berdampak hal serupa seperti Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, akan tetap dilakukan dengan memindahkan lokasi operasi sesuai kondisi besarnya kebakaran.
"Pusat operasi fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan besaran dari daerah yang terjadi bencana. Lama operasi direncanakan selama 30 hariDana yang diperlukan Rp 10,3 milyar melalui dana siap pakai di BNPBDana bisa ditambah jika ada penambahan operasi," tandasnya(kyd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Diburu, Nazar Anggap KPK Balas Dendam
Redaktur : Tim Redaksi