jpnn.com, BATAM - Seorang warga Batam bernama Musalmina menjadi korban perampokan di depan SPBU Tanjungpiayu, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (24/11) lalu.
Ketiga pelaku beraksi dengan menggunakan modus mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batam.
BACA JUGA: 7 Penyeludup 2,6 Ton Sabu Divonis Mati, 1 Lagi Seumur Hidup
Akibat kejadian pelaku membawa kabur sepeda motor Honda Vario BP 2659 CI, unit handphone dan dokumen penting milik korban.
Ketiga pelaku juga sempat memborgol tangan korban serta menganiayanya. Bahkan pelaku menodongkan senjata air softgun untuk memudahkan aksinya.
BACA JUGA: Harga Tomat Melambung, Cabai, Daging hingga Ayam Beku Stabil
Menurut korban, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB, saat korban pulang dari Botania, Batamkota bersama kawannya. Saat pulang ke kos-kosannya di Bidaayu Pintu Satu, Mangsang, korban terlebih dahulu mengantarkan kawannya ke Simpang DAM Mukakuning. Diduga korban mulai diikuti dari wilayah itu.
"Saya tiba-tiba dicegat di depan SPBU Tanjungpiayu. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih," ujar pria asal Aceh ini, Jumat (30/11).
BACA JUGA: Pelayanan Publik di Batam Masih yang Terbaik di Indonesia
Dua dari tiga pelaku tersebut turun mendekati korban dan menyuruh korban untuk turun dari motornya. Korban sempat menolak, namun karena ditodong senjata, dia pun pasrah. Sementara, motor miliknya dibawa seorang pelaku lainnya.
"Mereka mengaku dari BNN. Saya dituduh bawa narkoba," katanya.
Korban membantah tuduhan tersebut. Namun para pelaku dengan kasar memaksa untuk mengaku. "Saya diborgol. Mata saya ditutup," sebut pria 24 tahun itu.
Saat berada di dalam mobil, korban dibawa berkeliling dan juga dipaksa mengaku memiliki barang haram tersebut. Setiap kali korban membantah, satu pukulan dan tendangan mendarat ke tubuhnya.
"Saya dianiaya di dalam mobil itu," jelasnya.
Korban yang ketakutan hanya bisa minta ampun. Namun pelaku tetap menganiaya korban hingga subuh di dalam mobil tersebut. "Saya diturunkan di jalan raya depan stadion Tumenggung Abdul Jamal," sebutnya. "Saya tidak mengenali mereka, karena memakai masker," sambungnya.
Korban yang tak mengantongi uang, terpaksa jalan kaki ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, korban menceritakan kejadian tersebut pada pamannya dan melaporkan ke Polsek Sei Beduk.
Saat korban sedang berada di polsek Sei Beduk, tiga orang yang diduga pelaku perampokan tersebut mendatangi kos-kosan korban. Pelaku yang mrngenakan masker tersebut mengacak-acak kamar kos korban.
"Saya tahunya pas pulang dari polsek. Kata kawan kos saya, ada teman saya datang nyariin. Pas saya masuk kamar, kamar saya sudah berantakan," kesalnya.
Para pelaku mencuri tas korban yang berisi paspor dan dokumen lainnya. Tak hanya itu, pelaku juga membawa panci masak milik korban.
"Mereka (pelaku) nyari BPKB motor saya yang dirampas itu. Untungnya BPKB motor saya bawa ke Polsek untuk buat laporan," sebutnya lagi.
Kanit Reskrim Polsek Sei Beduk, Ipda Budi Santosa membenarkan adanya laporan tersebut. Budi yakin jika pelaku bukanlah anggota BNN.
"Kita sedang lidik. Kita juga berkoordinasi dengan Polresta Barelang untuk mengungkap kasus ini," sebut Budi.
Dalam laporannya, korban mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp7,5 juta. Untuk mengungkap kasus ini, anggota kepolisian juga akan berkoordinasi dengan BNN Kota dan BNN Provinsi Kepri.
"Kita harap masyarakat waspada. Jangan mau diberhentikan orang lain di tempat sepi meski, mereka mengaku sebagai anggota. Usahakan jangan jalan sendirian pada malam hari," himbaunya. (une)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi Batam Lesu, Penjualan Properti Tetap Tumbuh
Redaktur & Reporter : Budi