Tiga PTN Masih Memerlukan Ratusan Guru Besar

Minggu, 24 Desember 2017 – 00:17 WIB
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: Dipta/dok.JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Tiga perguruan tinggi negeri (PTN) di Malang, Jatim, masih memerlukan ratusan guru besar untuk mencapai jumlah ideal.

Ketiganya yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang.

BACA JUGA: Pendidikan jadi Kunci Utama Membangun Papua

Menurut Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris Mag, jumlah guru besar di setiap kampus minimal mencapai 20 persen dari total dosen kampus, dan setiap jurusan minimal punya 1 guru besar.

Sementara, UIN baru memiliki 7 guru besar dari 537 dosen. ”Ini berarti kan masih kurang banyak untuk mencapai 20 persennya, yang mana berjumlah 107. Masih harus menambah 100 lagi untuk bisa ideal,” terangnya.

BACA JUGA: Mendikbud Lempar Wacana Siswa IPA Dilarang Kuliah Sosial

Untuk mengupayakan akselerasi guru besar, Haris menggerakkan para dosen dengan golongan IV-A supaya segera mengajukan kualifikasi.

Di sisi lain, rektor kelahiran Lamongan itu juga mengharapkan para dosen giat menulis jurnal terindeks internasional.

BACA JUGA: Inilah Terobosan untuk Tingkatkan Gaji Guru Honorer

Menurutnya masalah terberat dari guru besar ini adalah kepenulisan ilmiah di jurnal terindeks internasional, utamanya di Scopus yang sangat sulit ditembus.

Menurut dia, para dosen harus berusaha keras di antara jutaan dosen di dunia agar tulisannya bisa dimuat di Scopus.

”Tak hanya itu, kampus kami juga sudah menyiapkan sejumlah anggaran untuk membantu para doktor demi memperoleh status guru besar,” imbuhnya.

Tak jauh beda dengan UIN Malang, Wakil Rektor 1 UM Prof Dr Budi Eko Soetjipto MEd MSi menyebutkan bahwa kampusnya juga masih kekurangan guru besar.

Pasalnya, saat ini UM baru memiliki 76 guru besar dari 864 dosen PNS dan 146 dosen non-PNS. ”Harusnya UM memiliki 202 guru besar,” imbuhnya. Jika mengacu pada data tersebut, UM masih kekurangan 56 guru besar.

Beberapa upaya yang dilakukan UM untuk meningkatkan jumlah guru besar adalah mendorong publikasi jurnal bereputasi, menawarkan dana penelitian mandiri, membentuk Kelompok Bidang Keahlian (KBK), dan melaksanakan 14 konferensi internasional pada tahun 2018.

”KBK ini untuk mewadahi penelitian yang sama, sedangkan konferensi untuk menampung artikel ilmiah untuk calon guru besar,” ujarnya.

Dibandingkan dengan dua perguruan tinggi sebelumnya, UB memiliki guru besar yang cukup banyak, yakni 236 orang.

Walau demikian, Rektor UB Prof Dr Ir Mohammad Bisri MS mengaku bahwa kampusnya masih membutuhkan lebih dari 200 guru besar untuk menutup jumlah ideal. ”Dari total 2.500 dosen, idealnya kami sekitar 500 orang,” imbuhnya.

Menurut Bisri, untuk bisa mendapatkan gelar guru besar, para dosen harus bisa mencapai angka kredit kumulatif (KUM) mendekati 850 sebagai syarat mutlak untuk pengajuan guru besar. (nr3/c1/lid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Didukung PTFI, ITB Akhirnya Miliki Gedung Berteknologi Surya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler