KLATEN - Banjir lahar dingin dari puncak Merapi juga mengancam warga Klaten, terutama penghuni bantaran Kali WoroKemarin (2/12) radius aliran lahar dingin diperkirakan mencapai 10 kilometer dari puncak gunung teraktif di dunia itu
BACA JUGA: 79 Penderita HIV/AIDS Meninggal
Meski begitu, masih ada penambang pasir yang nekat beraktivitas di Kali WoroPadahal, Rabu sore (1/12), di Kali Krasak, Dusun Gondang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, tiga truk pasir tertimbun material vulkanis di sungai
BACA JUGA: Sekeluarga Tewas Ditimbun Longsor
Truk tersebut terjebak saat antre pasirBACA JUGA: Dana Reboisasi Numpuk di Kas Daerah
Penambang berlarian menyelamatkan diriTruk bernopol H 1794 AB masih terjebak di tengah kaliSeparo badan truk tertimbunDua truk lainnya sudah dievakuasi," beber Wiryono, salah seorang warga Tlogowatu.Koordinator Posko Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) di Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Karyana mengatakan, tiga hari terakhir, lahar dingin telah mengalir ke Kali WoroAliran terakhir terlihat pukul 16.30 kemarin.
"Lahar dingin yang mengalir baru 10 persen dari total 900 juta meter kubik yang berada di bawah kawah yang terbentuk saat erupsi MerapiJadi, jika puncak Merapi diguyur hujan deras, bahaya bisa mengancam sewaktu-maktu," ungkap Karyana.
Camat Kemalang Suradi menambahkan, aliran lahar dingin sudah sampai Dam KendalsariDam itu diperkirakan masih mampu menampung luapan lahar dingin hingga beberapa hari ke depan"Yang perlu diwaspadai jika di puncak Merapi hujan derasSebab, banjir pasti terjadi," imbuh Karyana.
Namun, ancaman lahar dingin itu tidak menciutkan nyali penambang pasir di Kali WoroMereka bekerja pukul 04.00 hingga pukul 10.00"Mayoritas warga Kemalang yang tinggal di bantaran Kali Woro adalah penambangMereka sudah lama tidak mendapat penghasilanMungkin karena itu, mereka nekat mengeruk pasir meski kondisi masih berbahaya," lanjut Karyana.(oh/ito/jpnn/c3/soe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Jamu Berbahaya Dimusnahkan
Redaktur : Tim Redaksi