jpnn.com, Â BALIKPAPAN - Direktur PT Trans Borneo Adventure Joko Purwanto mengatakan, harga tiket pesawat yang mahal turut menggerus kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Turis luar negeri lebih memilih berekreasi ke negara lain ketimbang Indonesia karena biaya mobilitas di tanah air akan lebih besar.
BACA JUGA: Kemenhub Turunkan Tarif Batas Atas Penerbangan
“Penjualan paket tur saya juga turun. Saya akui penurunannya sangat besar sampai 40 persen. Itu juga dirasakan di seluruh Indonesia,” ungkapnya, Rabu (15/5).
BACA JUGA: Tarif Tiket Pesawat Masih Mahal, ini Kata Pengamat Penerbangan
BACA JUGA: Bankaltimtara Tingkatkan Literasi Keuangan via SimPel
Namun, dia masih dapat memakluminya. Sebab, masyarakat sedang menunggu tiket kembali normal baru melakukan perjalanan.
Saat ini biaya perjalanan untuk wisata dalam negeri naik dua kali lipat.
BACA JUGA: 2 Cara Efektif Turunkan Harga Tiket Pesawat
Misalnya, ke Jogjakarta yang normalnya hanya butuh biaya sekitar Rp 800 ribu sekarang sudah di kisaran Rp 1,5 juta.
Belum ditambah bagasi. Artinya paket tur yang biasanya dijual Rp 2,5 juta kini harus Rp 5 jutaan.
Terpisah, Direktur Operasional Platinum Indonesia Soegianto mengatakan, mahalnya tiket juga memengaruhi bisnis perhotelan.
Apalagi kegiatan di hotel sebagian besar dilakukan orang luar daerah.
“Kenaikan harga tiket ini sangat berpengaruh. Kami berharap harganya bisa kembali normal atau penurunannya lebih besar. Tidak hanya 12-16 persen,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat 12-16 persen. Jika dirata-rata, penurunan itu mencapai 15 persen.
Rencananya, kemarin tarif baru itu dipayungi dengan peraturan menteri perhubungan (permenhub).
Berdasar Pasal 20 Permenhub Nomor 20 Tahun 2019, aturan baru mengenai tarif harus dipublikasikan. Paling lama 15 hari kerja sejak TBA ditetapkan. (ndu2/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Tiket Pesawat Masih Mahal, ini Kata Pengamat Penerbangan
Redaktur : Tim Redaksi