jpnn.com, JAKARTA - TikTok sedang bereksperimen menghadirkan influencer virtual berbasis kecerdasan buatan, atau artificial intelligence (AI).
Pengembangan influencer AI itu ternyata menuai kekhawatiran, khususnya dari para pembuat konten.
BACA JUGA: Kantongi TDPSE, Tokopedia Temui Mendag Laporkan Progres Integrasi dengan TikTok
Hal itu dikarenakan influrncer AI itu memiliki tugas yang sama dengan pembuat konten, untuk membantu promosi produk pada layanan e-commerce TikTok.
Secara singkat, teknologi itu bakal menciptakan persona selebriti digital untuk pedagang di e-commerce TikTok, mereka akan mempromosikan produk seperti iklan berdasarkan skrip dan menyimpan rekomendasi.
BACA JUGA: TikTok Shop Muncul Lagi, DPR Waswas soal Serbuan Produk China
Meski begitu, TikTok mengaku dalam penguji internal mereka ditemukan fakta bahwa pemengaruh virtual itu belum siap menggantikan posisi creator content manusia.
Para pemengaruh virtual berbasis AI itu dinyatakan belum siap mengisi waktu-waktu primetime, yang biasanya digandrungi penonton dan penjualannya pun lebih sedikit dibanding pembuat konten manusia.
BACA JUGA: TikTok Mengumpulkan 15 Remaja dari Berbagai Negara Untuk Lakukan Ini
Pada akhirnya, TikTok menyimpulkan bahwa hadirnya AI berguna untuk melengkapi dan bukan menggantikan kreator konten.
Pengiklan yang akrab dengan TikTok mengatakan bahwa pemengaruh virtual itu masih dalam pengembangan awal dengan tanggal peluncuran yang belum pasti.
Bytedance - perusahaan induk Tiktok dapat lebih menyempurnakan atau, bahkan membatalkan fitur sepenuhnya.
Apabila fitur pemengaruh virtual itu diluncurkan pada masa depan, TikTok nampaknya perlu lebih hati-hati dalam menavigasi sentimen pengguna.
Apalagi mengingat cukup banyak kontroversi yang dialami TikTok di beragam kawasan terbaru ialah di AS yang ingin melarang hadirnya TikTok. (gizmochina/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larangan TikTok di AS Bakal Berdampak di Indonesia?
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha