Tinjau Hubungan Diplomatik RI-Malaysia

Jumat, 27 Agustus 2010 – 11:40 WIB

JAKARTA - Kritik atas sikap pemerintah menyusul ditangkapnya tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) RI oleh aparat keamanan Malaysia masih terus mengalirKali ini datang dari elemen mahasiswa

BACA JUGA: Lalaikan THR Pengusaha Terancam Sanksi

Mereka berpendapat hubungan diplomatik antara Indonesia-Malaysia sudah saatnya untuk ditinjau ulang.
           
“Kasus terakhir kemarin telah menambah deretan panjang manuver Malaysia dalam meremehkan dan menghina kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Terlebih lagi, peristiwa tersebut terjadi empat hari sebelum perayaan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-65,” kata Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Naeni Amanullah .
           
Menurutnya, dengan kejadian kemarin, sekali lagi Malaysia telah membuktikan bahwa semangat solidaritas ASEAN sebagai perhimpunan negara-negara serumpun, khususnya Indonesia-Malaysia, sudah tidak berlaku dan nonsens belaka

BACA JUGA: Polri Minta Purnawirawan Serahkan Senpi


           
Melihat serangkaian kejadian serupa yang selalu diulangi oleh Malaysia, menurut Naeni, maka cukup wajar jika peristiwa pelanggaran teritorial oleh warga negara Malaysia yang melakukan pencurian ikan di perairan nasional Indonesia dan tindakan Polis Marin Diraja Malaysia yang menculik  tiga petugas DKP RI yang tengah bertugas di Tanjung Berikat pada 13 Agustus lalu, dijadikan bahan pertimbangan tersendiri oleh pemerintah untuk melanjutkan atau tidak hubungan diplomatiknya yang sudah terbina baik selama ini

           
Pada bagian lain Ketua Bidang Kajian Politik PB PMII Adien Jauharuddin menengarai, lembeknya sikap pemerintah, dimana kapal nelayan Malaysia yang jelas-jelas telah melanggar kedaulatan teritorial NKRI dilepaskan begitu saja tanpa ada proses diplomasi politik yang memadai, ada kaitannya pada ketakutan situasi dimana lebih 2 juta TKI saat ini masih menggantungkan hidupnya dengan bekerja di Malaysia.
           
“Saya khawatir selama ini diam-diam pemerintah mereasa terbelenggu oleh situasi dimana sekitar 2 juta TKI yang bisa memberikan sumbangan Rp 50 triliun per tahun, hanya Malaysia lah yang bisa memberikan mereka pekerjaan,” paparnya.   
           
Jika psikologi diplomasi seperti ini yang terjadi, menurutnya hal ini jelas-jelas menunjukkan lemahnya nyali dan rendahnya kualitas diplomasi pemerintah Indonesia

BACA JUGA: Urus Lapindo, Ical Habis Rp 8 Triliun

Adien hanya berharap kekhawatiran ini bukanlah benar-benar fakta bahwa Indonesia memang belum mampu memberikan lapangan kerja bagi 240 ribu penduduknya
           
Di samping mendesak untuk meninjau ulang hubungan diplomasi Indonesia-Malaysia, kemarin PMII juga menuntut agar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengundurkan diriMengingat sebagai tonggak utama diplomasi luar negeri dia sudah terbukti tidak tegas memperjuangkan kepentingan nasional, harga diri, dan kedaulatan NKRI.
           
Setali mata uang, kalangan aktivis mahasiswa ini juga meminta pemerintah agar memulangkan saja Duta Besar Malaysia di IndonesiaBagaimanapun, ungkap Adien, pernyataan Duta Besar Malaysia yang mengatakan bahwa peristiwa tersebut hanya isu kecil saja di tepian perbatasan, adalah pertanda bahwa Malaysia tidak memahami bahwa persoalan pelanggaran perbatasan yang dibackup oleh aparat keamanan Malaysia merupakan persoalan penghinaan terhadap kedaulatan NKRI.
           
“Kami tegaskan ini desakan seriusKarenanya jika tak juga ada respon dari pemerintah, kami akan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menyegel dan memboikot produk-produk Malaysia, termasuk menutup Petronas dari Bumi Indonesia,” pungkasnya(did)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 1.370 Dokter Gagal Uji Kompetensi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler