jpnn.com, JAKARTA - Sukses meraih jabatan tinggi dalam karier tidak berarti mengorbankan keluarga, karena itu adalah prioritas utama yang mendukung kesuksesan tersebut.
Demikian menjadi inti pembahasan pada diskusi bertajuk "Birokrat Zaman Now": Life Balancing: Karir dan Keluarga, yang diselenggarakan Alumni angkatan ke-33 Institut Pertanian Bogor (IPB), Minggu (15/8), secara daring.
BACA JUGA: Karyawan Kafe Kedatangan Tamu tak Biasa, Ternyata..
Salah satu narasumber yakni Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro mengatakan untuk meraih kesuksesan dalam berkarier diperlukan kerja yang tidak biasa.
Hasilnya, di usianya yang masih 43 Tahun Kusdiantoro sudah menjadi Pejabat Eselon II.
BACA JUGA: Ayah Jual Putrinya kepada Pria Hidung Belang, Kapolres: Tersangka Jebolan S2, Terlalu!
“Upaya-upaya untuk sukses dalam berkarier memang butuh effort yang luar biasa. Seringkali harus bekerja overtime. Prinsipnya saya selalu bekerja melebihi gaji atau bayaran yang diterima," ujar alumni jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan IPB itu.
Kusdiantoro melanjutkan seringnya bertemu dengan pimpinan yang beragam membuat dirinya makin terampil dan terasah.
BACA JUGA: Suami Bunuh Istri, Sang Anak Malah Minta kepada Hakim Seperti Ini
Tantangan yang dihadapi membuatnya mampu menciptakan solusi-solusi untuk menghadapi tantangan tersebut. Di samping itu, inovasi dalam bekerja dan pelayanan prima juga menjadi kunci keberhasilannya.
Namun demikian, karier yang diraih Kusdiantoro bukan berarti mengorbankan kepentingan keluarga. Keluarga harus tetap nomor satu.
Dia mengatakan pada saat akhir pekan, pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan kehadiran langsung dapat didelegasikan sehingga tetap bisa memiliki waktu untuk keluarga.
Dia punya cara yang unik untuk mengajari anak-anaknya di waktu kerja.
Setiap hari, lanjut dia, anak-anak akan menuliskan pertanyaan terkait pelajaran pada kertas catatan yang ditempel di pintu kamar.
Lantas dia akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saat bertemu dengan anak-anaknya, namun apabila tidak sempat, dia akan menuliskan jawabannya dalam kertas catatan tersebut.
Jika sedang berada di lapangan, komunikasi dilakukan melalui telepon selular.
Sementara itu, narasumber lain seperti Direktur Perlindungan Holtikultura, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi menyatakan dirinya tidak pernah melewatkan momen-momen penting keluarga.
Misalnya, saat mengantar anak bersekolah pada hari pertama, pembagian buku rapor anak, dan pertemuan orang tua siswa, meskipun harus hadir dengan pakaian dinas.
“Apalagi kalau anak sakit, enggak bisa ditinggalkan meskipun saya dipanggil Menteri,” ujar alumni IPB, Jurusan Agribisnis Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian tersebut.
Dalam mengurus rumah tangga, Inti harus berbagi peran dengan suami dan asisten rumah tangga.
Dia bersyukur memiliki keluarga yang penuh pengertian dan mendukungnya. Kesukesan yang diraihnya tidak lepas dari dukungan mereka.
Diskusi ditutup oleh moderator Harits Kurnia Mustofa - alumni Teknologi Hasil Hutan IPB, dengan kesimpulan bahwa cinta pekerjaan itu penting, tetapi menyeimbangkan dengan pola hidup jauh lebih penting.
Setiap orang perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar seperti efektivitas, manajemen waktu, kesehatan tubuh, serta waktu berkualitas dengan keluarga, teman, dan orang terkasih, sehingga kelak tidak akan menyesali hidupnya.
Diskusi Seri 5 merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak 33 yang akan diselenggarakan pada 13 November 2021.
Selain kegiatan Dialog Seri 33, terdapat kegiatan komunitas seperti Komunitas fotografi, parenting, olahraga, berkebun, kuliner, dan travelling yang semuanya dapat disaksikan melalui kanal Youtube. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dosen IPB Minta Pemerintah Perhatikan Sektor UMKM di Tengah Kebijakan PPKM
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha