Tjahjo Kumolo, Penghuni Senayan sejak Era Orba hingga Reformasi

Dulu Gaji Sejuta Sekarang 50 Juta, Prihatin Kinerja DPR Terus Merosot

Senin, 29 Agustus 2011 – 07:40 WIB
Politikus penghuni DPR terus berganti setiap kali pemiluSedikit yang bertahan

BACA JUGA: SBY Tetap Anggap Penting Setgab

Tjahjo Kumolo di antara yang sedikit itu
Dia sudah 24 tahun tanpa putus menjadi wakil rakyat

BACA JUGA: Gubernur Jateng Ingatkan Calon Bupati Tak Beli Suara

Semula di Fraksi Golkar, kini ketua Fraksi PDIP
Apa rahasia suksesnya?


Laporan PRIYO HANDOKO, Jakarta

SOSOK pria kelahiran Surakarta, 1 Desember 1957, ini oleh para koleganya dikenal kalem

BACA JUGA: PPP Usulkan Moratorium Pilkada Langsung

Gaya bicaranya tenang, jauh dari kesan emosionalTetapi, Tjahjo terkadang menjadi orang yang sangat terbukaTermasuk saat menceritakan posisi dirinya sebagai penghuni terlama di DPR.

"Meskipun tergolong muda (usia 54 tahun), saya ini sekarang paling tua di DPRSudah lima periode," kata Tjahjo di Jakarta akhir pekan laluLima priode itu belum termasuk era peralihan dari rezim Orba ke reformasiYakni periode singkat yang hanya dua tahun (1997–1999)Bila itu dimasukkan, dia berada di Senayan selama 6 periode.

Tjahjo memang sudah menjadi DPR sejak era Orde Baru, tepatnya DPR periode 1987–1992Saat itu, dia adalah kader terkemuka Golkar, yang disebut-sebut sebagai politisi potensial dan politisi masa depan beringinSejak itu, keberadaan Tjahjo di parlemen tidak pernah putus sama sekaliDalam pemilu 1992 dan pemilu 1997, dia lolos ke Senayan dengan kendaraan GolkarPosisinya di Golkar cukup kuat karena dia pernah menjabat Ketum KNPI.

Perubahan angin politik seiring bergulirnya reformasi 1998 juga "dibaca" Tjahjo dengan sangat cermatPada 1998, dia memutuskan untuk meninggalkan partai berlambang "beringin" yang ikut membesarkan namanya ituDia  hijrah ke PDIP yang baru saja dideklarasikan Megawati csBahkan, dia menjadi caleg PDIP dan sukses "bertahan" di DPR melalui pemilu 1999.

Saat ditanya apa rahasia di balik sukses politik itu, Tjahjo merendah"Saya sangat bersyukur diberi rahmat dan kepercayaan oleh rakyat sampai 24 tahun di DPR," kata suami Erni Guntarti yang telah dianugerahi tiga orang anak itu, lantas tersenyum.

Sebagai orang yang sering distigma sebagai "kutu loncat" atau "pendatang baru" di kandang banteng moncong putih, karir Tjahjo di PDIP sangat moncerDari Direktur Litbang DPP PDIP periode 1999–2002, Tjahjo kemudian diminta Megawati memperkuat kepengurusannya dengan menjadi ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu sesudah Kongres II PDIP di Bali pada 2005.

Bahkan, dia juga diberi amanat untuk menjadi ketua fraksi PDIP di DPR"Saya sudah diberi kepercayaan delapan tahun sebagai ketua fraksi," ungkapnya.

Karir Tjahjo sebagai ketua fraksi dimulai pada 2003 dengan menggantikan Roy B.BJanis yang keluar dari PDIP, karena berseberangan sikap dengan MegawatiBersama sejumlah koleganya eks-PDIP yang lain, Roy lalu mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)Meskipun periode DPR sudah berganti tiga kali, posisi ketua fraksi PDIP itu masih terus dipercayakan kepada Tjahjo.

Sebagai penghuni lama, Tjahjo memiliki penilaian mengenai kondisi DPR"Saya sedih dari tahun ke tahun, DPR ini terus merosotYang naik gajinya saja," katanyaMenurut dia, saat pertama menjadi anggota DPR, dirinya hanya digaji Rp 1 juta rupiahItu pun masih dipotong pajakSekarang gaji anggota DPR sudah naik lebih dari 50 kali lipat.

"Alhamdulillah sekarang rata-rata di atas Rp 50 jutaTapi, prestasinya semakin dipertanyakan rakyat," kata Tjahjo yang dalam pemilu 2009 lalu terpilih dari dapil Jawa Tengah I, meliputi Semarang, Kendal, dan Salatiga, ituDi DPR, Tjahjo duduk di komisi I yang membidangi pertahanan, hubungan luar negeri, intelijen, komunikasi, dan informatika.

Dalam Kongres III PDIP di Bali, April 2010, "bintang terang" semakin betah menaungi TjahjoDia ditunjuk Megawati untuk menjadi Sekjen DPP PDIP periode 2010–2015, menggeser Pramono AnungTjahjo mengaku sama sekali tidak menyangka bakal ditunjuk menempati posisi yang sangat prestisius itu"Jujur saja saya surprises," kata mantan ketua umum DPP KNPI periode 1990–1993 itu.

Dia menegaskan dalam berpolitik dibutuhkan kesabaran dan konsistensiTanpa itu, seorang politisi akan gampang mengalami kegamangan"Yang jelas butuh waktu panjang untuk dekat dengan Ibu Megawati supaya dipercaya," katanya, lantas tertawa(pri/c1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilkada Dana Bansos dan Hibah Membengkak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler