JAKARTA - Aparat TNI AL meningkatkan frekuensi patroli di perbatasan Indonesia - MalaysiaKorps baju putih tak ingin insiden tiga petugas DKP dengan aparat Malaysia terulang kembali. "Jumlah kapal tidak ditambah hanya intensitasnya patrolinya lebih sering," ujar Kadispenal Laksamana Herry Satrianegara kemarin. Saat ini di Selat Malaka sudah ada tujuh kapal dan di Selat Singapura ada empat kapal yang dioperasikan setiap hari.
Mantan Komandan KRI Teluk ratai itu menjelaskan, dalam melakukan pengamanan laut, TNI AL selalu berkoordinasi dengan petugas lain seperti DKP
BACA JUGA: Masih Ada 181 Usul Pemekaran
"Kita saling mendukung," katanyaDalam seminar di LIPI kemarin (25/8) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui pertahanan laut di perbatasan masih belum idela
BACA JUGA: Calon Wawako Manado Dituding Pengurus FPI
Salah satu penyebabnya adalah luas wilayah dan armada yang terbatasBACA JUGA: Tuntut Bantuan, Warga Sultra Menginap di Kemenko Kesra
Perbatasannya luas sekali, dan kita harus patroli terusJadi, apa mungkin tiap hari berada di titik yang sama," kata Purnomo.Mantan Menteri ESDM itu menyebut, tidak setiap pulau terluar wilayah RI dijaga oleh aparat keamanan Terutama pulau-pulau yang memang tidak dapat dihuni"Fungsinya sebagai titk garis batas laut," katanya
Menhan menjelaskan ada enam instansi yang terlibat dalam pengamanan laut perbatasanSelain Polri dan TNI AL, juga ada Bea dan Cukai, Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian PerhubunganMeski terkesan tidak efisien dan tumpang tindih, Poernomo membantah bahwa di antara mereka tidak ada koordinasi sehingga menyebabkan insiden pelanggaran garis batas laut bisa terjadi"Kita tetap ada koordinasi," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Talaud Diminta Bersaksi di MK
Redaktur : Tim Redaksi