jpnn.com - JAKARTA - Konflik internal melanda Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pasca-kongres di Papua pada Februari lalu. Organisasi kemasyarakayan pemuda (OKP) yang tak puas dengan terpilihnya Muhammad Rifai Darus sebagai ketua umum KNPI berupaya menggelar kongres luar biasa (KLB) pada 1 Juni besok.
Namun, kubu pendukung Rifai menilai OKP yang akan menggelar KLB tak punya legitimasi. Salah satu OKP yang menolak penyelenggaraan KLB KNPI adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
BACA JUGA: Ini Saran Penting untuk Pansel KPK, Mohon Disimak
Ketua umum IMM, Beni Pramula menyatakan, hal yang harus diikuti adalah aturan main yang tertuang dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) KNPI. Berdsasar AD/ART, katanya, syarat untuk KLB adalah didukung oleh 50 persen plus 1 dari total seluruh OKP di bawah KNPI.
Saat ini ada 153 OKP di bawah KNPI. Namun, katanya, hanya 30 OKP atau sekitar 20 persen saja yang mendukung KLB.
BACA JUGA: Hadirkan 15 Saksi, KPK Gelar Rekonstruksi Kasus Korupsi Ratu Atut
Artinya, kata Beni, ada lebih dari 120 OKP yang tetap mendukung kepemimpinan Rifai di KNPI saat ini. “KLB bukan hal haram dalam KNPI. Tapi jika tidak sesuai AD/ART, itu menyalahi kaidah,” ujar Beni dalam rilisnya ke media, Jumat (29/5) malam.
Sikap serupa juga datang dari Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ayub Manuel. Menurutnya, dibutuhkan sikap tegas Rifai selaku ketua umum untuk menjaga keutuhan KNPI.
BACA JUGA: Pasrah Jadi Pesakitan, Atut Emoh Ajukan Gugatan Praperadilan
Ayub juga meminta pihak-pihak yang tak puas dengan terpilihnya Rifai untuk menahan diri. “Jangan memperalat pemuda,” pintanya.
Sedangkan Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Irham Kaharuddin meminta Rifai tetap konsisten memimpin dan menjalankan roda organisasi KNPI. “Agar KNPI tidak dipecah-belah oleh oknum-oknum yang tidak menginginkan pemuda Indonesia bersatu," ujarnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Jonan Tantang Duel Pemilik Sekolah Pilot
Redaktur : Tim Redaksi