Unas SMP/MTs dan SMP Luar Biasa (SMPLB) yang berlangsung mulai hari ini (29/3) hingga Kamis (1/4) tentu tak akan luput dari pengawasan TPI
BACA JUGA: Investigasi Kecurangan UN di Daerah Masih Berlangsung
Kordinator Nasional Pengawas dan Tim Pemantau Independen (TPI), Haris Supratna mengatakan, pelaksanaan Unas SMA memberikan banyak pengalaman terhadap Kementrian Pendidikan Nasional (kemendiknas) dan TPI."Hampir semua modus dan pola kecurangan memang kami petakan, sebagai pengalaman untuk memantau Unas tingkat SMP kali ini," papar Haris.
Dia menjelaskan, beberapa modus yang telah dipelajari secara turun menurun salah satunya adalah alasan peserta Unas untuk ke toilet
Modus lain adanya peserta yang sengaja membawa masuk HP selama ujian berlangsung
BACA JUGA: Kualitas Soal Ujian Pengganti Setara UN
Kata Haris, modus tersebut tentu melibatkan kerjasama oleh panitia dan pemantau UnasMenurut Haris, hal itu bukan berarti pengawas dan TPI diam saja
BACA JUGA: 2 SMA di Medan Wajib Ikut UN Pengganti
Kali ini, kata Haris, meski bersifat memantau sajaPemantau dari perguruan tinggi (PT) juga boleh bekerja sebagai pengawas"Tidak memiliki hak penuh, tapi hanya bila diperlukan saja," ujarnya.Haris melanjutkan, pemantau memiliki peran penting untuk memperlancar kegiatan Unas pada satuan pendidikanDia menilai banyaknya kecurangan Unas ditemukan TPI bukan pada saat pelaksanaan ujianMelainkan sebelum naskah tersebut dibagikan kepada peserta ujian.
"Mulai dari isu jawaban, percetakan rusak, hingga kesalahan memasukkan amplopSemua di luar tanggungjawab kami," tegasnyaMenurut Haris, justru pihak perguruan tinggi mencari kesalahan yang terjadi selama siswa mengerjakan ujian di kelas"Melihat gerak-gerik siswa yang mencurigakan juga memantau panitia penyelenggara," terangnya.
Tahun ini, lanjut Haris, kinerja pemantauan memang sedikit rumitTidak ingin disebut sebagai pengawas, namun mereka juga bekerja mengawasi siswa, guru, dan kondisi sekolah"Jika diketahui ada indikasi kecurangan, TPI langsung koordinasi," terangnya.
Mengenai kemungkinan adanya ujian pengganti, kata Haris, tetap adaUjian pengganti itu, menurutnya bukan sebuah percobaan siswaDia berharap, pada ujian reguler seluruh siswa dapat mengerjakan sesuai dengan kemampuan mereka"Tanpa upaya apapun selain pemikiran mereka sendiri," ujarnya.
Justru mengikuti ujian pengganti menghabiskan waktu dan tenagaBaik siswa juga panitia pelaksanaan Unas"Tidak perlu coba-coba lah," tegasnyaKata Haris, tidak menutup kemungkinan ujian itu akan tetap dijadwalkan jika siswa tak lagi percaya diri dengan kemampuannya sendiri"Akhirnya nyontek dengan berbagai macam cara," tandasnya(nuq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal UN Belum Dibuka Tapi Bisa Jawab
Redaktur : Tim Redaksi