Tragedi Kanjuruhan, Andreas Hugo: Suporter Sepak Bola Tidak Bisa Ditangani Pakai Pola Gerombolan

Minggu, 02 Oktober 2022 – 21:12 WIB
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira yang membidangi keolahragaan menyatakan Tragedi Kanjuruhan mencoreng wajah Indonesia yang sedang berupaya memperbaiki citra dan prestasi di kancah internasional.

"(Tragedi Kanjuruhan) mencoreng wajah sepak bola Indonesia di tengah upaya persepakbolaan Indonesia membenahi dirinya untuk meningkatkan prestasi timnas dan persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," kata Andreas melalui layanan pesan, Minggu (2/10).

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Syakur Ali Sarankan Kapolda Jatim & Kapolres Malang Mundur

Legislator PDI Perjuangan itu menyebut Tragedi Kanjuruhan menunjukkan manajemen persepakbolaan di Indonesia masih jauh dari profesional.

"Manajemen pendukung tim sepak bola yang makin hari makin membeludak tidak bisa lagi ditangani dengan pola gerombolan seperti saat ini," kata legislator Daerah Pemilihan I Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Bambang Rukminto: Copot Kapolda Jatim & Kapolres Malang

Oleh karena itu, Andreas meminta PSSI segera melakukan pembenahan secara menyeluruh, baik soal manajemen pendukung setiap tim, keamanan stadion dan lingkungan, hingga penempatan penonton.

Dia mengatakan sebaiknya PSSI sebagai representasi sepak bola Indonesia menjelaskan soal Tragedi Kanjuruhan kepada FIFA dan publik internasional.

BACA JUGA: Komnas HAM Selidiki Tragedi Kanjuruhan, Data dan Keterangan Sudah Dikumpulkan

"Akui saja apa kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki dan bersiap untuk membenahi dalam rangka menghadapi kegiatan internasional yang akan berlangsung di tanah air maupun yang akan diikuti oleh timnas di luar negeri," ujar Andreas.

Ratusan orang tewas dalam insiden seusai laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) malam. Pada laga itu, tim tamu mengalahkan tuan rumah.

Aremania -julukan suporter Arema- yang tidak puas dengan hasil akhir itu diduga mulai merusuh dengan memasuki lapangan. Namun, polisi meresponsnya dengan tembakan gas air mata ke massa yang mengamuk.

Namun, polisi juga menembakkan gas air mata ke tribune yang masih dipadati penonton. Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut tembakan gas air mata tersebut membuat massa penonton berdesak-desakan menuju pintu keluar sehingga terjadi penumpukan.

"Dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," kata Irjen Nico.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan jumlah korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang. Menurutnya, jumlah itu merupakan hasil verifikasi kepolisian dan Dinas Kesehatan Malang.(ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Suporter Tewas di Kanjuruhan, Inggris dan Rusia Ikut Berduka


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler