jpnn.com, MADINA - Seorang nenek bernama Kaminun, 69, mengalami nasib tragis, Minggu (16/4) lalu.
Warga Banjar Maga, Desa Kampung Padang, Kecamatan Sinunukan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, tersebut diserang babi hutan di kebun miliknya.
BACA JUGA: Pemprov Sumut Dinilai Lambat Merespon Kasus SMKN 3
Akibatnya, kaki kanannya yang terlihat kurus itupun mengalami luka serius. Pasalnya, daging pada kaki kanan nenek ini hancur dan nyaris putus.
Kaminun pun terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan untuk mendapatkan perawatan.
BACA JUGA: Siswi SMA Diajak ke Rumah, Diimingi HP, Rupanya Modus..
Nek Kaminun didampingi anak dan kerabatnya tiba di RSUD plat merah ini sekira pukul 19.00 Wib. Namun lambannya penanganan di IGD RSUD Panyabungan sempat membuat gaduh keluarga.
Apalagi Nek Kaminun juga menderita luka robek akibat serangan binatang buas itu di kedua lengannya.
BACA JUGA: OMG, Bayi Terbakar Lampu Teplok saat Ibunya Teleponan
Seperti dilansir Metro Tabagsel (Jawa Pos Group), peristiwa itu bermula ketika Kaminun berencana membersihkan kebunnya di tengah kawasan perkebunan warga lainnya.
Saat tengah hari, seekor babi jantan berukuran lebih dari 50 kilogram mengamuk dan menyeruduk tubuhnya yang mulai renta.
Malangnya lagi, Nek Kaminun yang sendiri berada di tengah kebun, tak mampu menghindar demi menyelamatkan diri, dia pun diseret-seret babi liar itu sejauh 20 meter dari tempat awal.
“Babi itu tiba-tiba menyeruduk saya saat membersihkan kebun. Saya diseret jauhnya ada 20 meter,” terang Nek Kaminun yang terbaring lemas usai dari ruang bedah RSUD Panyabungan.
Kondisinya, tulang kaki mengalami patah, dan bagian dagingnya robek. Kemudian di lengan pada kedua tangan juga menderita luka robek yang tidak beraturan akibat kaitan taring babi yang diperkirakan memiliki ukuran 10 sentimeter
“Saya sebenarnya sudah pasrah, kesakitan. Karena tidak ada orang itu, orang kampung juga jauh dari kebun,” ulas Nenek yang memiliki cucu belasan itu dengan logat mendok.
Namun dari perbincangan Nek Kaminun dan kerabat lainnya, bukan hanya dirinya yang sudah menjadi korban keganasan babi liar itu.
Setidaknya dalam sebulan terakhir, sudah ada 3 warga desa yang sama menjadi korban serangan babi dan harus dirawat karena luka yang parah.
Saat ini, binatang yang kerap diburu ini menjadi ancaman bagi warga yang hendak ke kebun.
“Tadi sebelum ditangani, kami cukup resah. Apalagi luka ibu ini sudah parah kali. Penanganannya cukup lamban. Tapi setelah ini, kami berharap sekali agar babi itu dapat cepat diburu, karena sangat mengganggu masyarakat petani, kawanannya juga masih banyak,” tandas Haris, kerabat korban. (san)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat Sumut Kena OTT Usai Ikuti Acara MoU dengan KPK
Redaktur & Reporter : Budi