Transparansi Pejabat Berbuah Penjara

Senin, 27 Januari 2014 – 22:55 WIB

jpnn.com - BEIJING - Pemerintah Tiongkok boleh berkoar tentang kampanye pemberantasan korupsi. Namun, pemandangan di pengadilan Beijing kemarin (26/1) begitu kontras. Xu Zhiyong, aktivis yang memperjuangkan agar pejabat publik melaporkan harta kekayaannya malah divonis penjara empat tahun.

Jaksa menuduh Xu menghasut massa untuk melakukan demo yang mengganggu ketenteraman publik. Dia ditangkap setelah serangkaian demonstrasi kecil yang dilakukan di ibu kota. Saat itu para aktivis membentangkan poster yang menyerukan agar pejabat mengumumkan aset-asetnya kepada publik.

BACA JUGA: Oposisi Ukraina Tolak Tawaran Presiden

Pengacara Xu, Zhang Qingfang dalam wawancara dengan CNN sebelum sidang di Pengadilan Tinggi Rakyat No 1 Beijing, menyatakan sudah memprediksi penjatuhan hukuman berat tersebut. Menurut dia, kasus yang dihadapi kliennya kental dengan latar belakang politik.

Pengadilan terhadap Xu yang mendirikan Gerakan Masyarakat Baru dengan misi utama transparansi pejabat publik dan penegakan hukum menarik perhatian publik hingga mendapat liputan luas dari media internasional. Otoritas lokal menjadi alergi dengan media asing yang meliput aktivitas Xu.

BACA JUGA: Snowden Kembali Serang NSA

Seorang kru CNN sempat dilarang mendekat dan merekam gedung pengadilan. Koresponden CNN di Beijing, David McKenzie, ditendang, didorong, hingga dipukul petugas pengadilan sebelum dipaksa masuk ke sebuah mobil dan dibawa menjauhi pengadilan.

Kelompok pembela hak asasi manusia telah mengkritik Presiden Xi Jinping yang berjanji memerangi korupsi, namun memberlakukan standar ganda pada kasus Xu. Roseann Rife dari Amnesty International menyatakan vonis itu memalukan dan sama sekali tidak diprediksi sebelumnya.

BACA JUGA: Bank Dunia Bantu Myanmar USD 2 Miliar

"Pemerintah Tiongkok sekali lagi memilih pendekatan yang menakutkan dalam penegakan hukum," ujar Rife melalui sebuah statement. "Pada akhirnya, pengadilan yang tidak fair kepada Xu Zhiyong adalah bentuk kemunafikan dari penguasa," tegasnya.

Xu ditangkap pada Juli 2013 dan pengadilan dimulai pada Rabu (22/1). Mengomentari keputusan pengadilan tersebut, Xu di depan hakim menyatakan bahwa pilar terakhir penegakan hukum di Tiongkok sudah hancur. Xu juga sempat menjalani tahanan rumah selama tiga bulan di Beijing.

Mantan dosen hukum Fakultas Pos dan Telekomunikasi Universitas Beijing tersebut mempunyai reputasi dalam mengadvokasi sejumlah kasus-kasus besar. Dia pernah berkampanye tentang perlakuan keras terhadap narapidana. Salah satu yang fenomenal adalah mendampingi keluarga korban skandal susu formula beracun pada 2009.

Dalam persidangan, Xu sempat membacakan pernyataan tentang misi gerakan yang digagasnya untuk menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Namun, di tengah pembacaan pernyataan tersebut, hakim menghentikan dia. Hal itu dilakukan tepat pada saat Xu menyatakan keinginannya agar pejabat tinggi negara harus transparan terkait dengan aset yang dimilikinya.

"Menyerukan kepada para pejabat untuk mengumumkan aset mereka adalah upaya kami memperkuat sistem antikorupsi di negeri ini," ujar Xu seperti yang ditirukan pengacaranya. "Lebih dari 137 negara dan wilayah di dunia telah memberlakukan sistem ini, mengapa Tiongkok tidak? Apa yang ditakutkan para pelayan rakyat itu?" tegasnya. Petugas langsung membawa Xu keluar dari ruang sidang setelah dia membacakan pernyataan tersebut.

Sebelum persidangannya dimulai pekan lalu, Xu menjadi tokoh aktivis internasional dan banyak kalangan yang menuntut pembebasannya. Mantan Dubes Amerika Serikat untuk Tiongkok, Gary Locke, merilis pernyataan keprihatinan atas pengadilan Xu itu. "Pengadilan itu adalah bayaran untuk aksi mereka dalam mengungkap korupsi pejabat negara dan ekspresi damai dari pandangan mereka," ujarnya. (CNN/BBC/cak/c16/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Adu Kepentingan di Pusaran Konflik Ukraina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler