BACA JUGA: Kepala Kampung Uning Mas Gandakan Stempel Palsu BPK
Tabung itu sengaja digantung di pohon mangga tersebut oleh Sukaryo, seorang warga setempat karena dilanda kepanikan dan ketakutanBACA JUGA: Enam Senpi Satpol PP Dikandangkan
Kebetulan elpiji yang digantungkan itu tepat berada di depan rumah Camat Mayangan HasanCeritanya, Kamis (8/7) lalau sekitar pukul 09.30 Sukaryo membeli tabung elpiji ukuran 3 kg di toko dekat rumahnya
BACA JUGA: Buntut Amuk Massa, Pemkot Tunda Penertiban
Setelah digunakan untuk memasak, elpiji masih belum ada masalahLalu pukul 17.30 Sukaryo hendak berangkat ke warung tempatnya berjualan ayam bakarSebelum meninggalkan rumah, Sukaryo melepas regulator elpiji seperti yang biasa dilakukannya setiap hari jika keluar rumah"Waktu saya lepas, pentil yang ada di ujung tabungnya tidak bisa balikAkhirnya mengeluarkan gas terusNgowosLangsung saya bawa keluar rumah," jelasnya.Di luar rumah justru para tetangga yang ikut panikAda yang membawa kayu untuk memukul ujung tabungSampai ada yang membawa sabun mandi ditempel ke tabung supaya gasnya tidak bocorTerakhir, seorang tetangga bernama Darmaji membawa tampar dan menyarankan agar elpiji digantung ke pohon.
Sukaryo pun naik ke atas pohon mangga besar di sebuah pekarangan yang tepat berada di depan rumah pak camatRumah Sukaryo tepat berada dibelakang rumah camat HasanMulanya ia letakkan di atas garasi mobil, tapi yang punya garasi marah-marah.
"Akhirnya saya gantung saja di atasDari pada di bawah nanti malah meledak dan kena banyak orangSabtu (10/7) kemarin banyak anak-anak juga di siniBanyak orang merokokSaya saja sampai pusing kena gasnya itu," ungkap Sukaryo yang sudah tiga bulan menggunakan elpiji ukuran 3 kg di rumahnya.
Kemarin, kabar digantungnya elpiji itu menjadi perhatian masyarakat dan pihak kelurahanSekretaris Lurah Mangunharjo Agus Joni Nirwana langsung mendatangi lokasi yang sudah dipadati oleh wargaIa mengaku terkejut mendengar kejadian itu dari laporan pegawai kelurahan.
Menurutnya, wilayah Mangunharjo sudah ada pendataan untuk konversi mitan (minyak tanah) ke gas elpiji, tapi pendistribusian masih belum dilaksanakan"Lebih baik tidak usah didistribusikan dari pada warganya jadi korbanLebih baik tetap pakai minyak tanah sajaNanti akan kami rapatkan dulu, apa warga masih mau menerima atau tidak," ujar Agus kepada Radar Bromo.
Sementara itu, seorang warga setempat Lilik mengatakan, ia mengaku trauma dengan kejadian tersebutJika mendapatkan jatah konversi dari pemerintah, ia akan menerimanya tapi tidak dipakai"Saya trauma, banyak kejadian juga di televisiKalau dapat tetap saya terima tapi tidak dipakai atau nanti dijualEnak pakai minyak tanah saja," keluh Lilik pagi itu(fa/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Per Kelurahan Dijatah 5000 Liter Minah
Redaktur : Tim Redaksi