Tri Dianto: Elit Demokrat Bisu, Tuli dan Buta

Senin, 27 Januari 2014 – 14:16 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Tri Dianto angkat bicara soal kicauan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum alam akun Twitter @anasurbaningrum. Pada Anas berbicara soal elektabilitas PD yang terus anjlok.

Saat Anas didesak mundur sebagai Ketum PD, elektabilitas partai berlambang segitiga mercy itu menunjukkan angka 11 sampai 12 persen. Tapi kini, elektabilitas Partai Demokrat makin menurun, bahkan menunjukkan angka 7 dan 6 persen.

BACA JUGA: PPATK Berharap Kerjasama dengan KPU Segera Terealisasi

Tri menyatakan, saat Anas menjadi ketua umum, elektabilitas Demokrat di atas 10 persen. Tapi banyak elit Partai Demokrat yang kemudian beramai-ramai berkomentar meminta kepada Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelamatkan partai.

Namun, ketika elektabilitas Demokrat sudah turun menjadi 7,2 persen, elit Demokrat tidak berkomentar. "Tadi saya juga ngobrol di dalam untuk menyampaikan itu, kok elit-elit diam tidak menyampaikan tentang turunnya elektabilitas Partai Demokrat," ujar Tri di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (27/1).

BACA JUGA: PPATK: Transaksi Mencurigakan Parpol Meningkat

Tri menyebut elit-elit Partai Demokrat dan para sengkuni itu buta, tuli dan bisu dengan kondisi partai saat ini. Ia pun mengherankan mengapa elit Partai Demokrat tak meminta SBY turun dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

"Mana suara elit-elit Partai Demokrat, para sengkuni itu? Mereka buta, tidak melihat hasil survei, masa bodoh. Kemudian tuli tidak mau mendengar hasil survei itu. Lalu bisu tidak menyampaikan sepatah kata pun, mungkin meminta kepada Pak SBY untuk mundur sebagai ketua umum diadakan KLB atau segal macam," kata Tri.

BACA JUGA: Buku Paspor Anyar Digunakan Akhir Tahun

Loyalis Anas ini menyayangkan sikap diam para elit PD terkait kondisi partai berlambang segitiga mercy itu. "Jadi inilah para elit PD, para sengkuni in. Mereka di saat seperti ini seakan-akan buta, tuli dan bisu. Sangat disayangkan partai yang sudah seperti ini kok mereka diam," tandasnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Obok-obok Rumah Wawan Terkait Pencucian Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler