jpnn.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo tidak begitu kaget dengan kabar tunjangan profesi guru. Menurutnya, isu seperti kerap muncul saat tahun kampanye.
Jokowi kembali menegaskan bahwa isu penghapus tunjangan profesi guru adalah hoaks alias kabar bohong.
BACA JUGA: Pembayaran TPG Lambat, Ternyata Ini Penyebabnya
"Meskipun Menteri Keuangan (Sri Mulyani) mengatakan kalau kabar itu tidak benar, saya ingin mempertegas lagi kalau itu hoax. Isu semacam ini kerap muncul saat tahun kampanye seperti sekarang," kata Jokowi seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (7/9).
Penegasan itu disampaikan Jokowi saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Pembina Lembaga Pendidikan (BPLP) PGRI di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, Jawa Timur, Kamis (6/9).
BACA JUGA: Skema Penerimaan Tunjangan Profesi Guru Non-PNS Diubah
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan siap menjadi yang terdepan jika rencana penghapusan itu benar-benar direalisasikan.
“Saya siap di depan membela guru,” ujarnya yang disambut riuh peserta yang hadir.
BACA JUGA: Kabar Gembira bagi Guru SMA - SMK di Nabire
Jokowi mengatakan, tidak ada alasan apapun bagi pemerintah untuk mengurangi, apalagi memberhentikan Tunjangan Profesi Guru.
"Hal tersebut merupakan hak yang memang seharusnya diperoleh guru atas pengabdian profesi," katanya.
Sikap Jokowi membuat peserta yang rata-rata guru ini merasa lega. Dalam kesempatan tersebut, presiden mengapresiasi peran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terlahir menjadi bagian perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menurutnya, organisasi yang beranggotakan kaum intelektual ini telah berjasa memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa melalui pendidikan.
“Peran PGRI sangat strategis dalam menggerakkan organisasinya ke seluruh negeri. Teruslah berjuang dan berbakti kepada bangsa dan negara,” kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan akan memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya pendidikan jadi kunci untuk mengejar ketertinggalan.
“Kita punya kapasitas dan kualitas SDM terpendam yang kalau kita garap serius maka jadi kekuatan besar,” ujarnya.
Jokowi juga memotivasi para mahasiswa baru (maba) Unipa Surabaya untuk terus berinovasi agar tidak gagap teknologi di masa mendatang.
Mantan Gubernur DKI ini juga mengingatkan pada seluruh maba dan mahasiswa untuk tidak melupakan jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Presiden mengingatkan bahwa Pasal 31 UUD 1945 mengamanatkan pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara dan oleh karena itu adalah merupakan kewajiban negara untuk memenuhinya.
"Indonesia ini adalah negara yang sangat besar, kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang begitu banyak. Jadi saya imbau, agar kalian para penerus bangsa tidak menjadi generasi yang lemah. Kita (Indonesia) pasti bisa bersaing," kata Jokowi.
Indonesia memiliki jumlah penduduk saat ini sebanyak 263 juta jiwa yang hidup di 17 ribu pulau yang tersebar di 514 kota atau kabupaten di 34 provinsi. Potensi tersebut diyakini oleh Jokowi bahwa masa depan akan menjadi bangsa yang lebih kuat lagi di bidang pendidikan, insfrastruktur, teknologi, dan masih banyak lainnya yang perlu dibenahi agar lebih baik lagi.
Di tengah-tengah pidatonya, Jokowi menunjukkan beberapa foto slide dan video pemerataan pembangunan di Indonesia saat ini. Di antaranya adalah pembangunan insfrastruktur di Indonesia mulai dari timur ke barat.
Hal tersebut merupakan sebagai bentuk motivasi kerja bagi setiap generasi yang menjadi cikal bakal penerus di pemerintahan masa depan untuk terus membangun.
Jokowi mengatakan pembangunan insfrastruktur ini tidak hanya berguna sebagai akses jalan supaya mudah saja. Tetapi juga sebagai meningkatkan kualitas perekonomian, pendidikan, dan masih banyak lagi yang perlu dibenahi.
"Bayangkan saja di Wamena, bensin harganya bisa Rp 60 ribu. Itu kalau aksesnya lancar, lihat kalau becek dan berlumpur seperti ini (menunjuk ke layar) harganya bisa Rp 100 ribu per liternya. Itu maka dari itu penting sekali insfrastruktur ini," tegasnya.
Presiden memberikan contoh prestasi para atlet Indonesia dalam ajang bergengsi Asian Games 2018 yang dapat melebihi target yang ditentukan, bahkan dapat menduduki peringkat empat dalam perolehan medali.
Sementara itu dalam laporannya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau yang biasa disapa Pakde Karwo tersebut mengatakan, bahwa jumlah mahasiswa di Jawa Timur saat ini sebanyak 721.682 orang. Sedangkan jumlah perguruan tinggi negeri (PTN) ada 10 dan jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) 326. Adapun mahasiswa PTN sebanyak 209.463 orang dan mahasiswa PTS 512.219 orang.
Kuliah umum itu dihadiri oleh kurang lebih tiga ribu orang dari kalangan pengurus besar PGRI beserta pengurus ranting, pimpinan perguruan tinggi dan kepala sekolah PGRI, serta para maba dan civitas akademika Unipa. Presiden membuka Rapat Kerja Nasional BPLP PGRI yang akan digelar hingga 7 September 2018 dengan simbolis memukul gong.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Umum PP PGRI Unifah Rosyidi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
(gin/mus/no/sb/gin/jek/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permudah Pencairan Tunjangan Profesi Guru, Gandeng 3 Bank
Redaktur : Tim Redaksi