Tuti Diperkosa 9 Pria Arab, Pemerkosanya Bebas

Jumat, 11 November 2011 – 14:21 WIB
JAKARTA - Tragis benar nasib yang dialami Tuti Tursilawati, buruh Migran asal Majalengka Jawa Barat yang sejak 2009 lalu bekerja di Arab SaudiTidak hanya menerima hukuman pancung alias dipenggal kepalanya dalam waktu dekat

BACA JUGA: Sarniti Minta SBY Selamatkan Anaknya dari Algojo Arab Saudi

Ia juga mengalami luka batin yang sangat mendalam
Selain sering mendapat perlakuan tidak senonoh dari majikan, buruh migran yang dituduh membunuh majikannya itu juga sempat diperkosa leh 9 pria di Arab Saudi.

"Waktu itu Tuti berusaha melarikan diri

BACA JUGA: Akil Mochtar: Jangan Amandemen UUD Hanya untuk Kekuasaan

Saat di tengah jalan, ia bertemu dengan salah satu pria
Tuti lantas ditawari jasa untuk diantar ke Mekah, di tempat temannya yang bernama Lia," tutur Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Nismah Abdullah didampingi orangtua Tuti, Warjuki dan Tri Sarmiti dalam keterangan pers Jumat (11/11).

Sialnya, sambung Nismah, Tuti malah tidak diantar ke tujuan yang sebenarnya

BACA JUGA: Kualitas Hakim Tipikor Daerah Rendah karena Kesalahan MA

Tuti justru dibawa ke salah satu tempat yang tidak ia ketahuiIa lantas diperkosa secara bergilir oleh 9 pria tak dikenalnyaTak hanya ituUang hasil jerih payahnya pun ikut dirampok para pria biadab tersebutSetelah itu, ia ditinggal begitu saja.

"Selang dua hari kemudian, Tuti ditangkap dengan tuduhan membunuh majikannya," terang Nismah.

Padahal, lanjut Nismah, Tuti saat itu hanya melakukan pembelaan karena ia hendak diperkosaBahkan kabarnya upaya pemerkosaan oleh majikan itu sudah hampir sering ia alami.

"Nah waktu itu ia melawan dengan berusaha kabur dari rumah majikannyaKarena tidak ingin diteriakin dan orang lain tahu, makanya ia menutup mulut majikannya dengan kainTanpa diduga ternyata tindakan tersebut yang membuat majikannya meninggalJadi sebenarnya pembunuhan itu tidak disengaja," tuturnya.

Ironisnya, hingga kini, para pemerkosa itu masih bebas berkeliaranAda kabar pula yang menyebut hanya dihukum 9 bulan penjaraTentunya itu tidak setimpal dengan Tuti, yang dalam beberapa hari ke depan ini akan dihukum pancung.

Sementara itu, Warjuki dan Tri Sarmiti orang tua Tuti lebih banyak memilih diamNamun di raut wajah mereka terpancar jelas kesedihan yang sangat mendalamSesekali, sang ibu Tri Sarmiti menitikkan air mata.

"Saya rasanya shockTidak percaya kalau sampai Tuti bisa setega ituKarena dia anak yang baikSaya hanya minta dukungan semua pihak untuk ikut perjuangkan iniTolong selamatkan diaAnak saya itu berangkat dengan selamat jadi harus kembali juga dengan selamat," katanya sambil terisak.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menyesalkan sikap pemerintah RI yang sangat lamban dalam merespon persoalan iniMalah yang lebih menyedihkan lagi, ada pernyataan pemerintah yang menyudutkan Tuti.

"Tidak bisa seperti ituKatanya Tuti itu pembantu rumah tangga yang sudah permalukan Indonesia di luar negeriKalau memang begitu, Kenapa pembantu rumah tangga dikirim ke luar negeri," katanya kesal.

Seharusnya, sambung artis yang akrab disapa Oneng itu, terlepas dari bersalah atau tidak, Tuti pantas untuk dibelaPemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan bagi warganya di luar negeri sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945.

"Kita semua berharap supaya Tuti nanti bisa diberi keringanan hukumanTapi kalau tidak bisa, pemerintah Indonesia minimal harus memfasilitasi pertemuan terakhir Tuti dengan orang tuanyaJangan lagi bilang tidak ada anggaranKarena kami di DPR terus dorong penambahan anggaran setiap tahun untuk perlindungan WNI di luar negeri," beber Oneng. (yes/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malinda Akui Sayang, Andhika Jaim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler