Ujang: Rekomendasi Multaqo Ulama Rasional, Istimewa, Jelas Rekam Jejaknya

Senin, 06 Mei 2019 – 13:26 WIB
Sejumlah ulama yang bakal hadir dalam multaqo di Jakarta, Jumat (3/5) malam. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menyebut terdapat perbedaan mencolok antara rekomendasi Multaqo Ulama dengan Ijtimak Ulama III. Rekomendasi Multaqo Ulama, kata Ujang, berbicara tentang persatuan dan kesatuan bangsa.

“(Rekomendasi Multaqo) sangat rasional dan sangat wajar, istimewa, sudah sangat jelas rekam jejaknya,” kata Ujang Komaruddin kepada wartawan, Senin (6/4).

BACA JUGA: Nasaruddin Umar Minta Ulama Tidak Memecah Belah Umat

Menurut Ujang, delapan poin rekomendasi Multaqo Ulama bersifat umum. Materi rekomendasi Multaqo Ulama juga tidak berbenturan dengan rekomendasi Ijtimak Ulama III.

“Kalau Multaqo rekomendasinya umum, itu kan respons dari ijtimak ulama. Itu ya harus umum kalau menabrak atau berhadap-hadapan dengan ijtimak ulama ini berbahaya," ungkap dia.

BACA JUGA: Ijtima Ulama III Melawan Hasil Pilpres Sama Saja dengan Menentang Takdir Tuhan

BACA JUGA: Andi Arief Sebut Klaim Prabowo Menang 62 Persen Lantaran Bisikan Setan Gundul

Di sisi lain, kata Ujang, rekomendasi Ijtimak Ulama III sarat dengan kepentingan politik. Bahkan, lanjut dia, masyarakat bisa menilai rekomendasi Ijtimak Ulama III berpotensi memunculkan perpecahan, memicu kegaduhan, dan berbahaya.

BACA JUGA: Istana Yakin Peserta Ijtimak Ulama III Bakal Menerima Hasil Pemilu

"Saya ingin melihat ulama tidak antipolitik. Silakan berpolitik, tetapi politik yang mempererat, merekatkan persatuan umat," ungkap dia.

Ujang menyoroti poin rekomendasi Ijtimak Ulama III yang ingin mendiskualifikasi pasangan capres dan cawapres Jokowi – Ma’ruf Amin dan menganggap Pilpres curang. Poin itu yang dianggap memunculkan pembelahan di masyarakat.

"Ini kan persoalan, seandainya itu betul terjadi ada kecurangan, ya, buka saja. Buktikan saja, jangan membuat opini-opini yang membuat masyarakat bingung,” katanya.

Ujang berpendapat Multaqo Ulama tidak bisa dilepaskan dari Ijtimak Ulama III. Multaqo menjawab kegelisahan masyarakat yang menilai ulama berpolitik praktis dan berpihak.

"Saya mengatakan tidak ada asap kalau tidak ada api. Jadi, kami harus objektif dan terbuka saja menilai ini dan masyarakat Indonesia juga tahu bahwa Multaqo itu adalah respons dari rekomendasi ijtimak ulama,” ungkap dia.

Sebelumnya, ratusan ulama menggelar Multaqo Ulama, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (3/5/2019), dan mengeluarkan delapan rekomendasi.

Ulama yang hadir dalam Multaqo itu yakni Ketum PBNU Said Aqil Siradj, KH Maimoen Zubair, Habib Luthfi Bin Yahya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, dan Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) Nuril Arifin Husein alias Gus Nuril.

Rekomendasi Multaqo itu diantaranya, menegaskan kembali kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulama bahwa bentuk bangunan yang sejalan dengan Islam di bumi Indonesia adalah NKRI.

Kemudian, ulama mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan, situasi kondusif, dan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain.

BACA JUGA: 5 Tokoh Berpeluang jadi MenPAN RB di Kabinet Jokowi – Ma’ruf

Umat juga diajak untuk menghindari dan menangkal aksi provokasi dan kekerasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab selama dan setelah bulan suci Ramadan. (mg10/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekomendasi Ijtimak Ulama III Lebih Menyerupai Provokasi


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler