Ular Kobra Berbisa Berkeliaran

Selasa, 22 November 2011 – 10:00 WIB

SAMPIT- Asal-usul ular kobra yang bermunculan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terus menjadi polemikNamun pemerintah daerah dan pihak terkait diingatkan untuk tidak terkecoh dengan polemik tersebut, melainkan harus fokus pada permasalahan utama yaitu membasmi hewan mematikan itu agar tidak sampai menimbulkan korban.

Seperti diketahui, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit memastikan bahwa jenis ular kobra yang ditemukan di areal perkebunan warga di sekitar perkebunan kelapa sawit adalah spesies lokal

BACA JUGA: Tiga Petinggi Pemko Tak Hadiri Sosialisasi E-KTP

Namun kesimpulan itu ternyata disangsikan banyak pihak.

Salah satu pengusaha yang juga anggota Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (Gapensi) Kotim, H Anang Syachwani meyakini bahwa ular-ular tersebut sengaja didatangkan dari luar negeri yaitu dari India


“Saya sendiri beberapa waktu lalu pernah memergoki orang di kebun yang membawa karung berisi ular dan sempat keluar salah satu ular jenis kobra dari karung itu

BACA JUGA: 58 Kasus Gizi Buruk di Butur

Selain itu selama ini masyarakat kita tidak pernah menemukan ada ular kobra, selain semenjak hadirnya perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya kepada koran ini kemarin (21/11).

Anang Syachwani juga mengaku tidak sependapat dengan pernyataan BKSDA yang menurutnya terkesan melakukan pembelaan terhadap pihak perkebunan kelapa sawit
“Jangan sampai setelah ada korban dari masyarakat atau pekerja di kebun, baru nanti ada tindakan serius

BACA JUGA: 60.700 Penduduk Bandung Ber-KTP Ganda

Kabar ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, jika ular-ular tersebut didatangkan oleh beberapa PBS untuk mengatasi hama tikus,” tambahnya lagi.

Dikatakannya pula, dari keterangan beberapa pencari kayu di hutan sekitar PBS yang ada di kawasan jalan Sudirman Sampit yang ditemuinya, juga mengakui bahwa selama puluhan tahun mereka bekerja di hutan mencari atau menebang kayu juga tidak pernah melihat atau menemui ular jenis kobra, melainkan jenis ular lainnya seperti ular sawa, tadung dan lainnya selain jenis kobra.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit Ian Septiawan sudah menjelaskan bahwa dari hasil investigasi mereka, ular-ular jenis kobra yang ditemukan bebeapa waktu lalu adalah memang jenis yang juga berkembang biak di Pulau Kalimantan.

“Jenisnya ular sendok atau kobra dengan nama latin Naja Sputatrix, namun bukan King Kobra Tetapi bisanya tetap berbahaya karena bisa menyembur hingga jarak dua meterPenyebarannya juga ada di Sumatera, Kalimantan, Lombok, Sumbawa, Flores dan Alor,” terangnya.

Jenis tersebut menurutnya termasuk kategori Appendix II Cites yang artinya merupakan jenis yang saat ini tidak terancam punahNamun hewan itu dapat terancam punah apabila perdagangannya tidak diatur dengan ketat(gus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... E-KTP Kekurangan Alat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler